Page 13 - Kelompok 4_20231208_094620_0000_Neat
P. 13
Sebagai realisasi dari pidato Tojo itu, pada bulan Oktober 1943, Prof. Hoesen
Djajadiningrat diangkat sebagai Kepala Departemen Urusan Agama. Hal ini
merupakan jabatan tertinggi pertama yang dijabat orang Indonesia. Pada
bulan November 1943, Mas Soetardjo Kartohadikoesoemo diangkat menjadi
shucokan.
Sebelumnya pada bulan September, telah diangkat tujuh orang penasihat
(sanyo) pada pemerintah militer Jepang. Di antaranya Ir. Soekarno pada
somubu (departemen urusan umum), Mr. Soewandi, dr. Abdul Rasyid pada
naimubu (departemen dalam negeri), Prof. Dr Soepomo pada shihobu
(departemen kehakiman), Muhtar bin Praboe Mangoenegoro pada sendenbu
(departemen propaganda), dan Prawoto Soemadilogo pada sangyobu
(departemen perekonomian).
Sehubungan turut sertanya tokoh-tokoh pergerakan nasional dalam pemerintahan
militer Jepang itulah, pada tanggal 5 September 1943, saiko shikikan (panglima
tertinggi) mengeluarkan Osamu Seirei No.36 dan No. 37 tentang pembentukan
Chuo Sangi-In. Chuo Sangi-In adalah Dewan Pertimbangan Pusat yang berada
langsung di bawah saiko shikikan. Badan ini bertugas menyampaikan usul dan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pemerintah militer Jepang,
mengenai pemerintahan dan politik.

