Page 98 - Katalog Qalam Group
P. 98

Kebangkitan Wibawa                                                                                   Shinshu Tenma Kyo


               Klan Takeda
                                                                                                                                                                 #1






                                                                                                   Awal musim semi tahun 1581. Pasukan sekutu Oda
                                                                                                   dan Tokugawa menyerang dataran rendah negeri Kai.

                                                                                                   Klan Takeda tersingkir. Wilayah paling gemilang di
                                                                                                   antara empat wilayah selama 26 generasi sejak Shinra

                                                                                                   Saburou itu pun terpuruk dalam kecamuk. Desa-desa
                                                                                                   terpencil maupun kota-kota dilanda kekacauan besar.


                                                                                                   Banyak samurai berdedikasi tinggi hidup tanpa
                                                                                                   majikan. Dalam situasi hidup tak menentu itu, sayup-
                                                                                                   sayup mereka mendengar kalau masih tersisa sebutir

                                                                                                   benih keturunan langsung dari Klan Takeda. Reputasi

                                                                                                   kecerdasan dan tempaan dari Pendeta Kai Sen di Kuil
                                                                                                   E Rin kian menarik simpati para samurai ke sosok
                                                                                                   pangeran ini. Dialah Inamaru, cucu Takeda Shingen,

                                                                                                   yang disebut-sebut sebagai Dewa Kesatria.

                                                                                                   Pangeran Inamaru terus diburu. Perampok gunung

                                                                                                   hingga perompak Perahu Pahan berlomba mengejar
                                                                                                   hadiah besar untuk kepala Inamaru. Para samurai

                                                                                                   dan pendeta pun  tak tinggal  diam. Kejadian demi
                                                                                                   kejadian, secara terencana maupun kebetulan,

                                                                                                   mempertemukan mereka dalam misi penyelamatan.
                                                                                                   Siasat terpendam, penyamaran, dan konflik para ahli

                                                                                                   tombak, panah, seruling, tongkat besi, hingga telapati
                                                                                                   dan taktik militer dikisahkan semakin tersatu dalam

                                                                                                   kesamaan tujuan. Akankah bendera berlambang kotak
                                                                                                   trapesium milik keluarga Takeda ini berkibar?












                                                             9786027428058 | Eiji Yoshikawa

                                      Soft Cover | Book Paper | 14 x 21 cm | 373 hal | Juli 2016


                                                                                  Rp 80.000
   93   94   95   96   97   98   99   100   101