Page 82 - Kelas IV Buku Tema 8 BS
P. 82
Ayo Membaca
a
Bacalah teks cerita berikut!
Terjadinya Selat Bali
Manik Angkeran adalah putra Sidhimantra, seorang Brahmana.
Manik Angkeran dan ayahnya tinggal di Kerajaan Daha, Bali saat Pulau
Bali belum terpisah dengan Pulau Jawa. Manik Angkeran suka sekali
menghambur-hamburkan harta orang tuanya.
Berulang kali Sidhimantra menasihati anaknya. Namun, Manik
Angkeran tidak mau mendengarkan nasihat ayahnya. Harta orang
tuanya pun dihabiskan. Bahkan, dia berani berutang kepada orang
lain. Pada akhirnya Manik dikejar-kejar penagih utang. Sidhimantra
tidak tega. Hartanya sudah habis, tapi Sidhimantra tidak mau anaknya
celaka.
Suatu saat, Sidhimantra mendapat petunjuk lewat mimpi untuk
meminta pertolongan pada Naga Besukih di Gunung Agung. Naga
Besukih adalah naga hijau besar, ekornya penuh dengan emas dan
permata. Sidhimantra segera bergegas untuk menemui Naga Besukih
di Gunung Agung.
Sidhimantra menjelaskan maksud kedatangannya kepada Naga
Besukih. Sidhimantra meminta sedikit harta untuk membayar utang-
utang Manik Angkeran. Naga Besukih bersedia untuk membagi
sebagian hartanya. Naga Besukih mulai menggoyang-goyangkan
ekornya, seketika beberapa emas dan permata pun rontok.
Sayangnya, harta yang didapat ayahnya kembali digunakan Manik
Angkeran untuk berfoya-foya. Manik Angkeran yang kehabisan harta
akhirnya mencari tahu tempat ayahnya mendapat harta. Seseorang
memberitahunya bahwa Sidhimantra memperoleh harta dari Naga
Besukih. Manik Angkeran segera menemui Naga Besukih di Gunung
Agung seperti yang telah dilakukan ayahnya.
”Naga Besukih, sudilah kiranya kau bagi sedikit hartamu untuk
membayar utang-utangku,” kata Manik Angkeran kepada Naga
Besukih.
”Aku sudah memberi ayahmu, Sidhimantra emas dan permata.
Apakah itu masih kurang?” kata Naga Besukih sedikit kesal.
76 Buku Siswa SD/MI Kelas IV