Page 147 - Kelas VI Buku Tema 4 BS
P. 147

“Ooooiii...! Sekarang, akulah raja di rimba ini. Tak ada binatang yang dapat
                       mengalahkanku. Semua menyerah kalah!!” teriak gajah dengan sombong.

                       Gajah selalu menunjukkan kekuatan dan kesom bongannya.

                       Ia bahkan sering menyerang binatang-binatang kecil dengan taringnya yang
                       tajam. Makin kencang lari binatang kecil itu, semakin besar tawa dan jerit
                       bang ganya. Gajah menjadi raja hutang yang sombong!

                       Suatu hari, gajah masuk ke kebun Orang Asli. Ia menghancurkan tanaman di
                       sana, dan makan tebu sepuas hati. Tetapi rupanya, Orang Asli sudah menunggu
                       gajah. Mereka menyerang gajah dengan lembing dan mengejarnya. Ketika
                       gajah lari, ia menginjak perangkap bambu yang disembunyikan di antara
                       semak-semak oleh Orang Asli. Gajah jatuh tersungkur di atas jerat.

                       “Aduh, sakitnya mataku!!” teriak  gajah  meraung kesakitan. Rupanya  bilah-
                       bilah bambu runcing menusuk matanya. Akibatnya kedua mata gajah menjadi
                       buta. Gajah melolong minta tolong, tetapi tak ada seekor binatang pun mau
                       menolongnya. Mereka ingat dengan kesombongan gajah.

                       Suara lolongan gajah terus menganggu sepanjang hari. Hingga akhirnya raja
                       cacing menghampiri gajah. Ia tidak sampai hati membiarkan gajah menderita.
                       “Ini, ambil saja kedua mataku,” katanya. Lalu, cacing memberikan sepasang
                       matanya pada gajah. Di sarangnya, cacing berkata pada anak-anaknya. “Jika
                       kita memiliki kelebihan, gunakan kelebihan kita dengan bijaksana,” katanya.

                       Sejak hari itu, gajah dapat melihat kembali. Namun, gajah yang berbadan
                       besar dan gagah kini memiliki sepasang mata yang kecil. Mata itu adalah
                       mata pemberian cacing.”



























                                                                             Aku Cinta Memabaca            141
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152