Page 67 - PAI 10 SISWA
P. 67

4.  Mencintai orang-orang yang senaniasa berusaha mempelajari dan meng-
                           amalkan ajaran-ajaran al-Qur’ān dan Sunnah.
                        5.  Kriis terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi dengan terus-menerus
                           berupaya agar idak keluar dari ajaran-ajaran al-Qur’ān dan Sunnah.
                        6.  Membiasakan diri berpikir secara rasional dengan tetap berpegang teguh
                           kepada al-Qur’ān dan hadis.
                        7.  Akif bertanya dan berdiskusi dengan orang-orang yang dianggap memiliki
                           keahlian agama dan berakhlak mulia.
                        8.  Berhai-hai dalam berindak dan melaksanakan sesuatu, apakah hal tersebut
                           boleh dikerjakan ataukah hal tersebut boleh diinggalkan.
                        9.  Selalu  berusaha  keras  untuk  mengerjakan  segala  kewajiban  serta
                           meninggalkan dan menjauhi segala larangan.
                       10.  Membiasakan diri untuk mengerjakan ibadah-ibadah sunnah sebagai upaya
                           untuk menyempurnakan ibadah wajib karena khawair belum sempurna.



                       Rangkuman

                       1.  Al-Qur’ān adalah kalam Allah Swt. (wahyu) yang disampaikan kepada Nabi
                           Muhammad saw. melalui Malaikat Jibril dan diajarkan kepada umatnya, dan
                           membacanya merupakan ibadah.
                       2.  Hadis atau sunnah adalah segala ucapan atau perkataan, perbuatan, serta
                           ketetapan (taqrir)  Nabi Muhammad saw. yang terlepas dari hawa nafsu dan
                           perkara-perkara tercela.
                       3.  Al-Qur’ān  adalah  sumber  hukum  utama  selain  sebagai  kitab  suci.  Oleh
                           karena itu, semua ketentuan hukum yang berlaku idak boleh bertentangan
                           dengan hukum-hukum yang terdapat dalam al-Qur’ān.
                       4.  Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah al-Qur’ān. Dengan demikian,
                           hadis memiliki fungsi yang sangat pening dalam hukum Islam. Di antara
                           fungsi hadis, yaitu untuk menegaskan ketentuan yang telah ada dalam al-
                           Qur’ān,  menjelaskan  ayat al-Qur’ān  (bayan  tafsir),  dan  menjelaskan  ayat-


                           aya  al-Qur’ān yang  bersifa  umum  (bayan takhśiś).
                       5. Ijihād  ariny  bersungguh-sungguh atau mencurahkan segal  kemampuan.




                           Ijihād,  yaitu  upaya sungguh-sungguh  mengerahkan  segenap  kemampuan
                           akal  untuk  mendapatkan  hukum-hukum  syari’at  pada masalah-masalah

                           yang  idak  ad  nashnya. Ijihād dilakukan dengan mencurahkan kemampuan
                           untuk  mendapatkan  hukum  syara’  atau  ketentuan  hukum  yang  bersifat
                           operasional  dengan  mengambil  kesimpulan  dari  prinsip  dan  aturan  yang
                           telah ada dalam al-Qur’ān dan Sunnah Nabi Muhammad saw.
                       6.  Bersikap rasional, kriis, dan logis dalam beragama berari selalu menanyakan





                           landasan  dan  dasar  (dalil) atas seiap amalan keagamaan yang  dilakukan.






                           Dengan car  ini,  seseorang  akan dapa  terbebas dari taqlid. Lawan taqlid
                           adalah  iiba,’  yaitu  melaksanakan  amalan-amalan  keagamaan  dengan
                           mengetahui landasan dan dasarny  (dalil).



                                                            Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti            61
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72