Page 69 - E-Modul Meneladai Jejak Langkah Ulama yang Mendunia_Neat
P. 69
Muhammadiyah), KH Amir Idris (pekalongan), KH Dahlan
Tremas, KH Dimyathi Tremas, KH Dalhar Watucongol
(Magelang), dan masih banyak lagi.
10. Sepanjang hayatnya, Syekh Hamzah Fansuri tidak hanya
fasih berbahasa Melayu, tetapi juga Jawa, Siam, Hindi,
Arab, dan Persia. Bahasa Arab dan Persia merupakan
bahasa penting pada abad ke16. Saat itu, di Barus sudah
berkembang suatu dialek bahasa Melayu yang unggul, di
samping dialek Malaka dan Pasai.
64