Page 8 - MAKALAH FOTORESEPTOR K.11_Neat
P. 8
sel bipolar sehingga inhibisi terhadap sel bipolar lenyap dan sel bipolar
mengalami depolarisasi. Depolarisasi sel bipolar menyebabkan munculnya
suatu potensial aksi di sel ketiga retina, sel ganglion. Potensial aksi yang
dihasilkan sel ganglion dikirim ke otak melalui saraf optikus.
Mata manusia berisi lebih sedikit sel-sel batang dibandingkan
dengan mata hewan. Inilah yang menyebabkan manusia mempunyai
kemampuan melihat yang kurang baik pada waktu malam hari. Kucing,
Rusa, dan Burung Hantu dapat melihat dengan cermat pada malam hari
karena memiliki banyak sel-sel batang. Burung Hantu bahkan memiliki
sel-sel konus sedikit sekali sehingga akan mengalami buta di siang hari.
Berbeda dengan sel-sel batang, sel-sel kerucut peka terhadap
intensitas cahaya yang tinggi dan perbedaan panjang gelombang sehingga
berperan dalam proses penglihatan di siang hari atau di tempat-tempat
terang. Sel-sel kerucut hanya terdapat di fovea. Sel-sel tersebut
menghasilkan penglihatan dengan ketajaman yang tinggi. Satu sel kerucut
2
memiliki hubungan satu sel saraf menuju otak.
Di dalam sel kerucut terdapat pigmen fotosensitif iodopsin yaitu
senyawa retinin dan opsin. Iodopsin terdapat dalam tiga bentuk berbeda,
masing-masing peka terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda
dan berhubungan dengan warna biru, hijau, serta merah.
C. Struktur Mata Vertebrata
Mata adalah organ penglihatan. Mata mendeteksi cahaya dan
mengubahnya menjadi impuls elektrokimia pada sel saraf. Pada organisme
yang lebih tinggi, mata adalah sistem optik kompleks yang mengumpulkan
cahaya dari lingkungan sekitarnya, mengatur intensitasnya
melalui diafragma, memfokuskan melalui penyesuaikan lensa untuk
membentuk sebuah gambar, mengkonversi gambar tersebut menjadi satu
himpunan sinyal listrik, dan mentransmisikan sinyal-sinyal ke otak melalui
2 Abdurochman, “Behaviorur” dalam http://abdurochman27.blogspot.com/2014/10/v-
behaviorurldefaultvmlo.html diunduh pada 5 April 2020.
5