Page 24 - Buku Paket Kelas 8 Pendidikan Agama Hindu dan Budi pekerti
P. 24

        Membaca
A. Sapta Timira Dalam Diri
Seluruh makhluk hidup pada dasarnya memiliki sumber hidup yang sama yakni ātmān. Manusia juga memiliki ātmān, sifat ātmān sejatinya sama dengan Brahman, namun karena kegelapan menyebabkan manusia tidak sama dengan Sang Pencipta. Kegelapan yang memengaruhi manusia harus dicerahkan dengan cara mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Kegelapan dalam diri manusia disebut Timira. Kegelapan dalam diri manusia disebabkan oleh perilaku manusia yang berlebihan dalam memanfaatkan anugerah yang diberikan oleh Sang Hyang Widhi.
Kegelapan dalam diri dalam ajaran Hindu ada tujuh macamnya disebut Sapta Timira. Kata Sapta Timira berasal dari bahasa sansekerta dari kata Sapta yang berarti tujuh, dan kata Timira yang berarti gelap, suram, (awidya). Sapta timira berarti tujuh macam kegelapan atau sifat yang menyebabkan pikiran orang jadi gelap sehingga melakukan perilaku-perilaku negatif. Ketujuh kegelapan yang terdapat dalam diri manusia, merupakan akibat awidya yang kita bawa sejak lahir. Sifat awidya dalam diri yang terus dipupuk dapat menimbulkan berbagai macam tindakan negatif, seperti marah, sombong, angkuh, kejam, dengki, iri hati, suka memfitnah, merampok, dan yang lainnya. Perilaku-perilaku kita yang seperti itu bertentangan dengan ajaran agama. Ajaran agama mengajarkan manusia untuk selalu berbuat baik dan mampu mengendalikan diri dari perilaku-perilaku negatif. Manusia sangatlah beruntung terlahir di dunia diberikan kelebihan dapat membedakan yang baik dan tidak benar, menjadi manusia sangatlah mulia. Hal ini tersurat dalam pustaka suci Sarasamuscaya 2 sebagai berikut.
mānusah sarvabhūtesu varttate vai subhāśubhe aśubhesu samavistam śubhesvevāvakārayet
18 | Kelas VIII
           




























































































   22   23   24   25   26