Page 9 - Buku Paket Kelas 8 Pendidikan Agama Hindu dan Budi pekerti
P. 9
Dalam pustaka suci Weda Parikrama, disebutkan bahwa:
eko devah sarva bhutesu gudhah sarva vyapi sarva bhutaratma karma dhayaksah sarva bhutadiwasah, saksi ceto
kevalonirgnasca
Artinya:
Satu zat yang bersembunyi dalam setiap makhluk yang mengisi semuanya yang merupakan jiwa batin semua makhluk raja dari semua perbuatan yang tinggal dalam semua makhluk saksi yang hanya terdapat dalam pikiran saya.
Kutipan sloka di atas menjelaskan bahwa setiap makhluk hidup diresapi oleh zat yang disebut ātmān. Dalam diri makhluk hidup terdapat ātmān, semua kegiatan yang kita lakukan, ātmān menjadi saksinya. Ātmān yang terdapat pada setiap makhluk hidup bersumber dari Sang Hyang Widhi. Sang Hyang Widhi adalah pencipta, pemelihara dan pengembali seluruh isi alam semesta. Ātmān yang telah masuk ke dalam tubuh manusia disebut jiwātmān. Jiwātmān adalah ātmān yang telah masuk ke dalam tubuh dan memberikan kekuatan hidup. Apabila seseorang meninggal, maka Ātmān-nya akan keluar dari tubuhnya. Banyak orang mengatakan bahwa ātmān sama dengan Roh, namun sesungguhnya Roh berbeda dengan ātmān. Roh adalah badan astral atau badan halus yang membungkus jiwĀtmān yang telah meninggal. Roh inilah yang akan dilahirkan kembali dengan segala karma wasana-nya.
Ātmān yang telah memasuki badan manusia akan terpengaruh sifat-sifat keduniawian. Ātmān yang terpengaruh sifat keduniawian menjadi bodoh atau tidak mengetahui jati dirinya. Ātmān telah terbelenggu oleh badan manusia, ātmān menjadi avidya.
Ātmān sebagai sumber hidup selalu menjadi bahan perbincangan bagi para tokoh spiritual. Para tokoh tersebut menginginkan pengetahuan yang mendalam dan benar terkait ātmān. Terdapat beberapa pandangan terkait ātmān.
Advaita Vedanta memahami ātmān sebagai Brahman seutuhnya sehingga ātmān mempunyai sifat yang sama dengan Brahman. Sifat-sifat itu adalah sama-sama berada di mana- mana, tanpa terikat ruang dan waktu, maha mengetahui, tidak
Pendidikan Agama Hindu | 3