Page 85 - Buku Paket Kelas 3 Agama Buddha
P. 85
Setelah uangnya habis, Mahadhana menjual ladang, tanah dan kebun, juga kereta kudanya. Ia menjual semua peralatan makannya, selimut, mantel dan tempat tidurnya. Akhirnya semua hartanya habis terjual, ia jatuh miskin. Hidupnya tidak karuan lagi.
Di usia tuanya ia menjual hartanya yang terakhir yaitu rumahnya. Tidak ada lagi harta yang tersisa sedikit- pun. Ia harus pergi dari rumahnya sendiri. Bersama istrinya, ia menemukan sebuah gubuk, yang me- nempel di sisi dinding tem- bok sebuah rumah. Dengan mangkuk yang pecah, ia menjadi pengemis meminta belas kasihan orang lain. Ia hanya makan makanan sisa yang dibuang orang.
Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 5.3 Mahadhana dan isterinya menjadi pengemis
Dalam kisah tersebut Buddha mengatakan bahwa: “Sebenarnya, apabila ia tidak menghamburkan harta bendanya, mau belajar dan menjalankan usahanya dengan baik, ia akan menjadi orang yang terkaya di kota ini. Apabila di usia setengah bayanya ia tidak menghamburkan harta bendanya, tetapi menjalani usahanya, ia akan menjadi orang kaya nomor dua di kota ini. Dan apabila di usia tuanya ia tidak menghamburkan harta bendanya, tetapi menjalankan usahanya, ia akan menjadi orang kaya nomor tiga di kota ini. Tetapi sekarang ia jatuh bangkrut, bodoh, dan tidak mengenal Dhamma. Ia menjadi seperti seekor bangau yang berdiam di danau kering”.
(Disadur dengan perubahan dari http://www.samaggiphala. or.id/?s=Kisah+Putra+Mahadhana dan sumber lain yang terkait)
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 81