Page 83 - Buku Paket Kelas 3 Agama Buddha
P. 83
tidak pernah belajar. Hidupnya digunakan untuk bersenang- senang. Ia hanya bernyanyi, menari dan bermain musik, setiap waktu.
Di kota yang sama terdapat pula orang kaya lainnya. Ia juga mempunyai kekayaan sebanyak delapan ratus juta keping uang. Mereka mempunyai seorang anak gadis yang cantik. Mereka juga mempunyai pikiran yang sama yaitu, memanjakan anaknya tidak belajar dan tidak bersekolah. Mereka membiarkan anak gadisnya bersenang-senang.
Seperti kebiasaan pada waktu itu. Ketika kedua anak ini dewasa, mereka dinikahkan. Sehingga kekayaan mereka menjadi dua kali lipat. Jadilah mereka sebagai orang yang sangat kaya di kota itu. Beberapa waktu kemudian kedua orang tua mereka meninggal dunia.
Meskipun mereka sangat kaya karena sejak kecil tidak pernah belajar dan tidak bersekolah, mereka menjadi orang yang bodoh. Mereka hanya tahu cara menghabiskan uang. Mereka tidak tahu cara menyimpan atau mencari uang.
Di kota terdapat sekelompok orang yang kebiasaannya bermabuk-mabukkan dengan minum minuman keras. Melihat Mahadhana, mereka berpikir alangkah baiknya kalau mereka dapat membuat Mahadhana bermabuk-mabukkan dan meng- hamburkan uangnya. Dengan demikian mereka dapat ikut bersenang-senang.
“Kalau anak jutawan ini menjadi pemabuk dan menjadi teman kita, dapat kita peras kekayaannya. Jadi kita harus memperlihatkan kepadanya, bagaimana caranya bermabuk- mabukkan”.
Mereka lalu menyediakan minuman keras, kemudian mereka duduk di jalan yang biasa dilalui Mahadhana. Ketika Mahadhana mendekat, mereka segera minum minuman keras. Orang-orang itu berkata; “Semoga Tuanku, anak jutawan hidup seratus tahun! Dengan bantuanmu kami dapat makan dan minum sepuas hati! Cobalah minuman ini Tuanku, enak sekali”.
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 79