Page 3 - p5kelompok 5
P. 3
S E J A R A H ( T E M A
Y A N G T E R A K I T )
\
Kebudayaan
Material
Suku Toraja adalah sebuah suku bangsa yang
menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi
Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan
sekitar 1 juta jiwa, dengan sekitar 500.000 di
antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana
Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten
Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten
Mamasa (di Mamasa disebut juga sebagai suku
Mamasa (di Mamasa disebut juga sebagai suku
Mamasa).[1] Mayoritas suku Toraja memeluk
Mamasa).[1] Mayoritas suku Toraja memeluk
Kekristenan, sebagian masih menganut agama asli
Kekristenan, sebagian masih menganut agama
Aluk To Dolo, dan sebagian lagi menganut Islam.
asli Aluk To Dolo, dan sebagian lagi menganut
Pemerintah Indonesia telah mengakui Aluk To
Islam. Pemerintah Indonesia telah mengakui
Dolo sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma
Aluk To Dolo sebagai bagian dari Agama Hindu
Dharma
Kata Toraja berasal dari bahasa Bugis, To
Riaja, yang berarti "orang yang berdiam di
negeri atas". Pemerintah kolonial Belanda
menamai suku ini Toraja pada tahun 1909.[3]
dunia luar pada tahun 1970-an, kabupaten Tana Toraja menjadi lambang pariwisata
Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman,
Indonesia. Tana Toraja dimanfaatkan oleh pengembang pariwisata dan dipelajari
rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual
rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual oleh antropolog.[4] Masyarakat Toraja sejak tahun 1990-an mengalami transformasi
pemakaman Suku Toraja merupakan peristiwa
pemakaman Suku Toraja merupakan peristiwa budaya, dari masyarakat berkepercayaan tradisional dan agraris, menjadi
sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh
sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh masyarakat yang mayoritas beragama Kristen dan mengandalkan sektor pariwisata
ratusan orang dan berlangsung selama beberapa
ratusan orang dan berlangsung selama beberapa yang terus meningkat.[5]
hari.
hari.Sebelum abad ke-20, suku Toraja tinggal
di desa-desa otonom. Mereka masih menganut
animisme dan belum tersentuh oleh dunia luar.
Pada awal tahun 1900-an, misionaris Belanda
4 datang dan menyebarkan agama Kristen. Setelah 5
Articles semakin terbuka kepada dunia luar pada tahun Articles
1970-an, kabupaten Tana Toraja menjadi lambang
pariwisata Indonesia. Tana Toraja dimanfaatkan