Page 52 - Instrumen Akreditasi Prodi Baru - Program Sarjana (Politik Keamanan)
P. 52
➢ Solusi: Problem Cakupan Kompetensi dan Ambiguitas kata “Merdeka”
- Istilah “kompetensi tambahan” dibakukan dan disediakan “jalur”-nya sendiri.
- Dalam CPL, dirumuskan juga Kompetensi Tambahan.
- Kompetensi tambahan dirumuskan di tingkat fakultas (mis. “Decision Intelligence”) dan bisa juga di tingkat prodi.
[Di tingkat fakultas, artinya diusung oleh MK yang diselenggarakan di tingkat fakultas.]
➢ Tiga Tahap Strategis Pengembangan MBKM:
- Fase Cathching-Up
o Peran kampus: menyediakan 4 semester persiapan kompetensi holistik (mind, knowledge, ethos, skill)
mahasiswa untuk ikut program MBKM dari eksternal; membangun jejaring Kerjasama dengan mitra
MBKM
o Periode: Dua tahun pertama
o Target: Partisipasi angkatan pertama MBKM sampai 70%; keseluruhan kuota yang ditampung mitra
MBKM mencapai 70% total mahasiswa angkatan pertama MBKM.
- Fase Kontributif
o Solusi: Problem Cakupan Kompetensi dan Ambiguitas kata “Merdeka”
o Istilah “kompetensi tambahan” dibakukan dan disediakan “jalur”-nya sendiri.
o Dalam CPL, dirumuskan juga Kompetensi Tambahan.
o Kompetensi tambahan dirumuskan di tingkat fakultas (mis. “Decision Intelligence”) dan bisa juga di
tingkat prodi. [Di tingkat fakultas, artinya diusung oleh MK yang diselenggarakan di tingkat fakultas.]
- Fase Unggulan
o Peran kampus: menyediakan inisiatif program MBKM (berikut infrastruktur) yang kompetitif di pasar
program MBKM nasional
o Periode: Dua tahun berikutnya (yi. tahun ke lima)
o Target: MBKM dibuka s.d. 5 semester; 70% ruang kelas bertransformasi menjadi ruang working space,
laboratorium, incubator.
➢ Rancangan Pengembangan Lanjut MBKM
- Berangkat dari pemikiran bahwa MBKM eksisting yang by default sangat mengasumsikan dan menekankan
individualisme dan teknikalisasi pengetahuan.
o MBKM harus juga memerdekakan mahasiswa untuk belajar hal-hal yang di luar dikte pasar (DUDI), dan
bahkan “pasar” sebagaimana yang secara partikular diimajinasikan oleh rancangan MBKM itu sendiri.
28