Page 37 - E-BOOK METODE MENGHAFAL AYAT-AYAT MUTASYABIHAT
P. 37
Bagian 5
AL-WAQFU WA AL-IBTIDA’ (KETEPATAN BERHENTI DAN MEMULAI BACAAN
AL-QUR’AN)
Waqaf (pemberhentian) dan Ibtida’ (memulai bacaan) merupakan bagian dalam ilmu tajwid.
Seseorang yang belajar membaca Al-Qur’an harus memperhatikan hal tersebut. Ketika kita
membaca Al-Qur’an maka kita tidak boleh berhenti di sembarang tempat. Ada aturan untuk
berhenti dan memulai bacaan atau disebut juga waqaf dan ibtida’. Tujuan adanya waqaf dan
ibtida’ adalah untuk menjaga makna dan maksud dari suatu ayat. Selain itu dengan adanya waqaf,
dapat dibedakan antara dua makna yang berbeda dan dua makna yang berlawanan serta dua
hukum yang berbeda. Oleh karena itu mengikuti tanda-tanda waqaf yang ada dalam Al-Qur’an
kedudukannya tidak dihukumi wajib syar’i bagi pembaca Al-Qur’an yang melanggarnya.
Ibtida’ menurut bahasa artinya memulai. Menurut istilah artinya memulai bacaan sesudah
waqaf atau berhenti. Ibtida’ ini boleh dilakukan hanya pada perkataan yang tidak merusak arti
susunann kalimat, seperti:
ۤ
ِ
ِ
ِ
ِ
َّ
ِ
ِ
ِ
ْ ي لاَّ ضلاْ َ لاوْمهيَ لعْبوضغمملاْيغْەْمهيَ لعْتمع ناْنيذلاَْ طارص
ۙ
َ
مُ م
مَ
َ م
َ م م َ
َم
م م َ َ مَ َ م
َ
ِ
م م َ
Ketika kita berhenti pada lafadz ْمهيَ لع maka tidak boleh mengulang dengan ibtida’ /memulai
ِ
ِ
ِ
َّ
َّ
dari : …ْْنيذلٱْ tetapi harus dimulai dari …. ْنيذلاَْ طارص
َ م
َ
َ
Waqaf menurut bahasa adalah Al-Habsu yang artinya menahan. Sedangkan menurut istilah,
waqaf ialah: “menghentikan bacaan dengan cara memutuskan suara pada suatu kalimat dalam
waktu tertentu, tidak begitu lama, kemudian mengambil nafas dengan niat untuk memulai
kembali bacaan Al-Qur’an. Waqaf terbagi menjadi empat macam, yaitu:
29

