Page 10 - E-Modul Mikrobiologi Ulii
P. 10
Berdasarkan penemuannya maka Louis Pasteur dikenal sebagai seorang pelopor
mikrobiologi. Penemuan Louis Pasteuradalah: 1) udara mengandung mikroba yang
pembagiannya tidak merata, 2) cara pembebasan cairan dan bahnbahan dari mikroba
dikenal sebagai sterilisasi.
Pendukung teori abiogenesis diantara Fransisco Redi (1665), memperoleh hasil dari
percobaannya bahwa ulat yang berkembang biak di dalam daging busuk, tidak akan terjadi
apabila daging tersebut disimpan di dalam suatu tempat tertutup yang tidak dapat disentuh
oleh lalat. Jadi dapat disimpulkan bahwa ulat tidak secara spontan berkembang dari daging.
Percobaan lain yang dilakukan oleh Lazzaro Spalanzani memberi bukti kuat bahwa
mikroba tidak muncul dengan sendirinya, pada percobaan menggunakan kaldu ternyata
pemanasan dapat menyebabkan animalculus tidak tumbuh.Percobaan ini juga dapat
menunjukkan bahwa perkembangan mikroba di dalam suatu bahan, dalam arti terbatas
menyebabkan terjadinya perubahan kimiawi pada bahan tersebut.
Pada pertengahan abad 19 sampai abad 20 perkembangan mikrobiologi dengan
dimulai penelitian oleh Pasteur, Robert koch, dan Serge Winogradsky. Pasteur (1822-
1895), yang mengawali pemisahan kristal asam bertarat kedalam isomer bayangan lensa.
Isomer bayangan lensa adalah senyawa yang menyerupai rumus kimia yang pasti, tetapi
tidak memiliki konfigurasi. Kemudian Pasteur tertarik pada industri minuman anggur dan
perubahan yang terjadi selama fermentasi. Salah satu prosesnya melalui pasteurisasi,
dimana pasteurisasi merupakan suatu proses pemanasan bertahap cairan dengan yang
digunakan dalam mikrobiologi untuk membantu dalam proses pembuatan anggur.
Pasteurisasi adalah cara untuk mematikan beberapa jenis mikroba tertentu dengan
menggunakan uap air panas, suhunya kurang lebih 62ºC.
Fermentasi merupakan proses yang menghasilkan alkohol atau asam organik, misalnya
terjadi pada bahan yang mengandung karbohidrat. Secara fisiologis adanya fermentasi dapat
digunakan untuk mngetahui beberapa hal. Di dalam proses fermentasi, kapasitas mikroba
untuk mengoksidasi tergantung dari jumlah acceptor elektron terakhir yang dapat dipakai.
Sel-sel melakukan fermentasi menggunakan enzim-enzim yang akan mengubah hasil dari
reaksi oksidasi, dalam hal ini asam menjadi senyawa yang memiliki muatan positif,
sehingga dapat menangkap elektron terakhir dan menghasilkan energi.
5