Page 3 - My FlipBook
P. 3

perasaan dan perilaku masyarakat melalui citra yang ditampilkan. Hal ini bisa berdampak baik dan
                       bisa sebaliknya.
                              Bagi para remaja, yang masih dalam masa proses pencarian jati diri, di mana pada fase ini
                       tingkat perubahan mental, perilaku, dan intelektualnya tumbuh secara cepat, pengaruh media ini
                       sangat terasa. Baik ketika menonton tv, membaca majalah atau tabloid, maupun ketika mendengar
                       radio. Hal ini dapat kita lihat dari perubahan pola pikir, perilaku, dan mentalnya. Sebagai contoh,
                       banyak  remaja  putri  rela  menghabiskan  uangnya  untuk  membeli  produk  kecantikan  yang
                       diiklankan di tv dan media cetak lainnya demi tampil menawan seperti gadis dalam sampul produk
                       tersebut. Begitu pula remaja putra  merasa gagah dan macho jika merokok, seperti ditampilkan
                       dalam iklan rokok  yang memberikan citra lelaki sejati, sehingga timbul anggapan “kalau laki-laki ya
                       merokok”, padahal kalau diperhatikan tidak satupun bintang iklan tersebut yang nampak sedang
                       mengisap rokok yang diiklankannya. Dan banyak lagi contoh perilaku-perilaku yang merupakan
                       korban dari citra yang ditimbulkan oleh media massa tersebut. Pada fase ini juga, para remaja
                       memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ingin merasakan sesuatu yang baru, dan ingin menjadi seperti
                       apa yang dilihatnya, karena memang pada masa ini remaja belum mempunyai konsep diri yang
                       matang. Contohnya: ketika menonton tv dan membaca majalah atau tabloid yang menampilkan
                       citra remaja dengan gaya hidup hedonis, modern, dan instan, para remaja cenderung ingin meniru.
                       Tidak heran jika saat ini banyak remaja SMA/SMP atau yang setingkat dengan itu, gonta ganti
                       produk elektronik yang dimilikinya, mulai dari hp, laptop, i-pad, dan banyak yang lainnya. Ketika
                       ditanya,  motivasi  mereka  tentang  perilaku  tersebut,  kebanyakan  tak  lain  adalah  penampilan
                       semata bukan kebutuhan. Begitu juga dengan gaya berpakaian, model rambut, dan gaya bicara
                       yang  meniru  gaya  bintang-bintang  di  televisi,  terutama  bintang-bintang  berwajah  oriental  yang
                       berasal dari Korea Selatan, yang kebetulan sangat digemari oleh kalangan remaja saat ini. Salah
                       satu sebab dari perilaku-perilaku menyimpang tersebut adalah akibat dari penggunaan media yang
                       tidak terkontrol.
                              Beberapa  media  seperti  tv,  radio,  majalah,  film,  dan  banyak  lainnya  tidak  begitu
                       menghiraukan kualitas program yang akan ditampilkan. Program yang hadir saat ini jarang yang
                       memberikan inspirasi dan pendidikan bagi para penontonnya, khususnya remaja. Seperti acara
                       infotainment, yang menampilkan kehidupan artis dengan sekelumit problem rumah tangga atau
                       karier mereka yang lagi jatuh bangun, kemudian acara reality show tentang remaja yang sedang
                       jatuh  cinta  kemudian  bingung  bagaimana  mengungkapkannya,  juga  film-film  yang  bertemakan
                       horor atau beragam acara lawakan. Media cetak pun tak jauh berbeda. Majalah remaja dipenuhi
                       dengan ramalan-ramalan dan cerita-cerita cinta kemudian informasi-informasi praktis seperti “cara
                       diet dengan cepat” atau “agar kulit putih dalam tujuh hari” dan banyak lagi yang lainnya. Hal ini
                       dapat mengubah pola pikir remaja menjadi instan, di mana mereka tidak tahan menjalankan suatu
                       proses. Memang, tidak semua media menampilkan hal demikian, ada beberapa media yang masih
                       berusaha menampilkan hal-hal yang positif, edukatif, dan inspiratif, tapi jumlahnya tidak banyak
                       dan itupun tidak dikhususkan untuk remaja.
                              Menurut beberapa ahli yang mengamati dan mengkaji dampak media massa, menyatakan
                       bahwa  peran  orang  tua  sebagai  orang  terdekat  diharapkan  aktif  mendampingi  remaja  dalam
                       menggunakan  jasa  media,  baik  elektronik  maupun  cetak.  Kemudian  orangtua  perlu  melakukan
                       dialog  edukatif,  dan  kreatif  dengan  remajanya,  tentang  tayangan  atau  bacaan  yang  mereka
                       konsumsi,  sehingga  mereka  tetap  dapat  mengambil  nilai-nilai  positif  dari  media  tersebut  dan
                       dampak negatif media bisa diminimalisir. Selain itu, kontribusi dari semua pihak sangat dibutuhkan,
                       baik  pihak  sekolah,  masyarakat,  dan  instansi-instansi  terkait,  termasuk  pihak  media  itu  sendiri,
                       yaitu dengan melakukan filterisasi yang ketat terhadap program atau bahan bacaan yang akan
                       dipublikasikan.  Pihak  pemerintah  hendaknya  juga  memperketat  penyaringan  kepada  program
   1   2   3   4   5   6