Page 11 - Contoh E-modul_Neat
P. 11

I N T E G R A S I






                         PEWARNA KAIN SUMBA &




                         INDIKATOR ALAMI





                         ASAM BASA
















                                  Melihat  potensi  pewarnaan  kain  tenun  pada  daerah  Sumba  masih


                            menggunakan  pewarna  alami,  sehingga  hal  ini  dapat  digunakan  untuk



                            menjelaskan materi asam basa khususnya pada indikator alami. Pembuatan kain



                            tenun  ikat  Sumba  Timur  menggunakan  zat  pewarna  alam  yang  berasal  dari


                            bagian tumbuhan penghasil pewarna (akar, kulit kayu, daun). Ada sekitar 150 jenis



                            tanaman  yang  intensif  menghasilkan  pewarna  alam.  Warna  yang  dihasilkan



                            meliputi  warna  dasar  (merah,  biru,  kuning)  dan  warna-warna  kombinasi  lainnya


                            seperti  coklat,  jingga,  dan  nila.  Salah  satu  tumbuhan  yang  berpotensi  sebagai



                            sumber pewarna alami yaitu tanaman mengkudu (Morinda citrifolia). Bagian yang



                            dapat digunakan dari tanaman tersebut adalah akarnya.







                                  Daerah  Sumba  menggunakan  pewarna  alami  utama  berupa  akar  tanaman



                            mengkudu dan tanaman nila. Menurut para peneliti Eropa (1849), akar mengkudu



                            dapat  digunakan  sebagai  sumber  zat  pewarna  alami  untuk  tekstil  karena  kulit


                            akar mengkudu mengandung senyawa morindon dan morindin. Kedua senyawa ini



                            dapat  digunakan  untuk  mewarnai  kain.  Senyawa  morindon  dan  morindin



                            merupakan turunan dari antrakuion. Hasil pewarnaan dari ekstrak akar mengkudu


                            akan  memberikan  warna  merah  dan  pH  larutan  ekstrak  akar  mengkudu  berada



                            pada kisaran pH 5-6 (bersifat asam).










                                 Selain dari itu tumbuhan Indigofera (nila) juga dapat digunakan sebagai bahan



                            pewarna  alam.  Indigofera  tinctoria  merupakan  salah  satu  spesis  leguminaceae


                            dan  sebagai  sumber  warna  biru  karena  mengandung  metabolit  sekunder  yaitu



                            indigo.  Ekstrak  daun  Indigofera  tinctoria  L  mengandung  glukosida  indikan,  yang



                            dapat dihidrolisis menjadi glukosa dan indoksil. Indoksil merupakan suatu prekusor


                            (zat pendahulu) yang tak berwarna dari indigo. Indoksil yang dalam suasana alkali



                            akan  mudah  teroksidasi  oleh  udara  menjadi  pigmen  indigo  yang  berwarna  biru



                            dengan kisaran pH adalah 8-9 (bersifat basa).
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16