Page 23 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2021
P. 23

tidak dibayarkan, cutinya diberikan tapi upahnya tidak dibayarkan. Kira-kira itu yang kita gugat
              di uji materiil.
              Kalau gugatan ini akhirnya ditolak MK, artinya perjuangan buruh selesai?

              Lanjut, kan masih ada, secara konstitusional kita bisa minta kepada DPR melakukan legislative
              review. Legislative review itu artinya revisi undang-undang, kan undang-undangnya sudah sah
              nih  diundangkan,  kan  boleh  direvisi.  Itu  kan  setahun  ya,  setahun  berarti  Oktober  2021.  Di
              Oktober 2021 kita minta DPR revisi, masukkan di Prolegnas untuk tahun 2022. Ya tentu hal-hal
              lain juga saya sebagai ILO Governing Body sudah memasukkan dalam komite aplikasi standar
              yaitu Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja melanggar Konvensi ILO Nomor 87 tentang Hak
              Berserikat dan Konvensi ILO Nomor 98 tentang Hak Berunding dan ini sudah dibahas di ILO
              sana. Nah tentu ILO akan mengeluarkan sikap resminya.

              Yang terakhir, aksi-aksi tentu akan kita lakukan bahkan saya sudah sampaikan tidak ada jaminan
              bahwa  buruh  tidak  akan  melakukan  aksi.  Bisa  jadi  di  tengah  pandemi  ini  pun  buruh  bisa
              melakukan aksi mogok nasional jilid 2. Bentuknya setop produksi, intinya nggak keluar pabrik
              tapi semua produksi perusahaan setop berhenti.

              Terkait upah minimum 2022, Kemnaker mulai menyusunnya. Kalau usulan dan harapannya KSPI
              kenaikan upah minimum seperti apa?
              Saya minta pemerintah tidak usah basa-basi, kan mereka sudah setujui Omnibus Law, buruh
              menolak  Omnibus Law. Dalam  Omnibus  Law  itu  nggak perlu  berunding  lagi.  Apa  yang  mau
              dirundingkan? karena kan jelas upah minimum kenaikannya inflasi atau pertumbuhan ekonomi.
              Nah  sekarang  mau  berunding  apa?  seolah-olah  pemerintah  mau  demokratis,  seolah-olah
              Kemnaker aspiratif. Oleh karena itu sikap KSPI, setidak-tidaknya KSPI dan saya yakin semua
              serikat buruh menolak ikut dalam proses perundingan upah minimum di semua tingkatan, baik
              di kabupaten kota, provinsi maupun di tingkat nasional, kenapa? wong sudah ada di Omnibus
              Law dan itu kita tolak, sedang berjalan sidang judicial review. Kami minta Menaker dan Kemnaker
              jangan seolah-olah aspiratif lah, lip service doang. Orang kita sudah tahu kok, hasilnya sudah
              tahu kok kita diundang? untuk apa? lebih baik kita dengan prinsip masing-masing menunggu
              keputusan JR dan langkah langkah ke depan akan diambil oleh serikat buruh, khususnya oleh
              KSPI

              Berapa kenaikan upah yang layak tahun depan versi KSPI?
              Ya sesuai PP 78, inflasi plus pertumbuhan ekonomi itu ukuran yang paling terkecil. Ya yang
              paling  bagus  melakukan  survei  kebutuhan  hidup  layak  atau  KHL,  tapi  kan  KHL,  inflasi  dan
              pertumbuhan  ekonomi  sudah  dihapus  semua  oleh  Omnibus  Law.  Ya  sebaiknya,  sekurang-
              kurangnya PP 78 tahun 2019 yaitu inflasi plus pertumbuhan ekonomi dan untuk sektor tertentu
              diberlakukan Upah Minimum sektoral Kabupaten Kota, jangan nanti pabrik mobil Toyota, pabrik
              Panasonic upahnya sama dengan pabrik sendal jepit karena nggak ada UMSK, nggak adil kan
              kayak gitu.

              87

              Kalau kisarannya antara, karena kan terpuruk banget daya beli, antara 8% sampai 10%. Bagi
              perusahaan  yang  tidak  mampu  karena  terpukul  pandemi  COVID  dia  bisa  melakukan
              penangguhan, kan adil, yang mampu bayar dengan nilai yang layak 8% sampai 10%, yang tidak
              mampu penangguhan.

              Dalam hal ini KSPI menolak penetapan upah minimum menggunakan acuan Omnibus Law?




                                                           22
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28