Page 70 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 SEPTEMBER 2021
P. 70

KEMNAKER UNGKAP PERMASALAHAN YANG DITEMUI DALAM PENYALURAN BSU RP
              1 JUTA, PENYEBAB TAK KUNJUNG CAIR
              Penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp 1 juta masih terus dilakukan pemerintah.
              Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial (PHI & Jamsos) Kemnaker , Indah
              Anggoro  Putri,  mengatakan  hingga  Jumat  (24/9/2021)  kemarin,  total  dana  yang  disalurkan
              sebesar Rp 4,9 triliun.

              Saat  ini  BSU  telah  disalurkan  kepada  4.911.200  orang  penerima  dengan  penyaluran  melalui
              rekening existing Bank Himbara dan burekol. "Total dana yang telah disalurkan hingga saat ini
              per-24  September,  sebesar  Rp4.911.200.000.000  (Rp4,9  Triliun),  yang  terdiri  dari  rekening
              existing Bank Himbara dan burekol," ujarnya, dilansir laman Kemnaker.

              Menurut  Indah,  total data  calon  penerima  BSU yang dikirimkan  BPJSTK  sebanyak  7.748.630
              calon penerima.

              Sejak disalurkan pada Agustus lalu, penyaluran BLT gaji ini telah memasuki tahap 5. Berdasarkan
              data  yang  disampaikan  Indah  tersebut,  masih  ada  lebih  dari  dua  juta  pekerja  yang  belum
              menerima BSU Rp 1 juta dari Kemnaker.

              Lantas apa yang membuat penyaluran BSU tak kunjung cair? Perlu diketahui, Kemnaker hanya
              menyalurkan BSU lewat rekening HIMBARA. Sehingga, pekerja yang telah memenuhi syarat dan
              lolos verifikasi, namun tak memiliki rekening HIMBARA, akan dibukakan rekening baru secara
              kolektif (burekol).

              Namun demikian, dalam penyaluran BSU melalui rekening Himbara selama ini juga ditemukan
              berbagai permasalahan.

              Permasalahan  tersebut  membuat  penyaluran  BSU  menjadi  lebih  lama  dan  tak  segera  cair.
              Masalah tersebut, kata Indah, diantaranya yakni, komunikasi antar Bank di kantor pusat dan
              kantor cabang yang tidak sinkron.

              Hal  itu  mengakibatkan  proses  aktivasi  tak  bisa  dilakukan  secara  cepat.  "Kedua,  terbatasnya
              sumber daya Bank dalam pelayanan aktivasi rekening baru secara kolektif," katanya.

              Ketiga, gagal salur untuk rekening eksisting meski telah dilakukan verifikasi dan validasi oleh
              bank sebelum ditetapkan sebagai penerima BSU oleh KPA.

              Keempat,  kurangnya  diseminasi  Bank  kepada  pekerja  penerima  BSU  mengenai  mekanisme
              penyaluran BSU.

              Kelima, perusahaan menolak menerima dana BSU untuk pekerja karena kurangnya sosialisasi
              kriteria penerima BSU.

              "Keenam, lemahnya koordinasi dan sosialisasi antara BPJS TK Pusat dengan kantor cabang dan
              BPJS TK dengan Bank Himbara dalam pelaksanaan penyaluran BSU," ujar Dirjen Indah.
              Indah mengatakan, permasalahan tersebut akan menjadi evaluasi terkait penyaluran BSU.


              "Evaluasi  ini  penting  untuk  meningkatkan  prosentase  penerima  BSU  tahun  2021  dan
              meningkatkan kualitas program BSU," jelasnya.







                                                           69
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75