Page 73 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 JULI 2020
P. 73
positive - Tedy Hafni (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bekasi) Kita berharap
monitoring berkala ini mampu meningkatkan kesadaran pelaku usaha dalam menerapkan
protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini
negative - Tedy Hafni (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bekasi) Bukan
pelanggaran berat tapi pelanggaran ringan, pakai masker di leher, tidak disediakan cuci tangan,
lupa pake penutup muka
positive - Tedy Hafni (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bekasi) Ini harus kerja
sama semua pihak, para pemilik usaha ini utamanya harus patuh, karena jika tidak dia yang
rugi, bakal kita tutup kembali usahanya
neutral - Tedy Hafni (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bekasi) Pemerintah tidak
hanya memikirkan pemasukan daerah atau pendapatan asli daerah (PAD) akan tetapi juga nasib
para pekerjanya
Ringkasan
Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat mencatat 25 persen tempat usaha hiburan dan restoran di
wilayah itu melanggar protokol kesehatan. Temuan ini berdasarkan hasil pengawasan tim
monitoring dalam dua bulan terakhir.
25 PERSEN TEMPAT USAHA DI BEKASI LANGGAR PROTOKOL KESEHATAN
BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat mencatat 25 persen tempat usaha hiburan dan
restoran di wilayah itu melanggar protokol kesehatan. Temuan ini berdasarkan hasil
pengawasan tim monitoring dalam dua bulan terakhir.
"Padahal pemerintah daerah sudah memberikan keleluasaan usaha mereka untuk kembali
beroperasi tapi tetap saja masih ada yang melanggar," kata Kepala Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kota Bekasi Tedy Hafni di Bekasi, Senin (27/7).
Tedy mengatakan monitoring dilakukan terhadap sedikitnya 1.500 jenis usaha se-Kota Bekasi
mulai dari restoran, wahana bermain anak, karaoke, Spa dan refleksi, hingga kafe dengan live
music.
"Kita berharap monitoring berkala ini mampu meningkatkan kesadaran pelaku usaha dalam
menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini," ungkapnya.
Berkat upaya monitoring pihaknya pula angka kepatuhan terhadap penerapan protokol
kesehatan kini jauh meningkat dibandingkan saat pengecekan pada awal Juni lalu.
Pelanggaran protokol kesehatan yang dijumpai tim monitoring saat ini juga sebatas pelanggaran
ringan seperti pengelola tempat usaha tidak menyediakan penyanitasi tangan serta tempat cuci
tangan dan pemakaian masker yang tidak sesuai.
"Bukan pelanggaran berat tapi pelanggaran ringan, pakai masker di leher, tidak disediakan cuci
tangan, lupa pake penutup muka," katanya.
Kegiatan monitoring dilakukan dengan melibatkan unsur Dinas Perdagangan dan Perindustrian,
aparat kepolisian dan TNI, hingga kecamatan dan kelurahan. Pihaknya memastikan kegiatan
serupa akan terus dilakukan secara berkala oleh pemerintah daerah.
72