Page 107 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 SEPTEMBER 2019
P. 107
Bukalapak merupakan unicorn Indonesia yang keempat. Unicorn adalah istilah untuk
startup digital yang sudah memiliki kapitalisasi pasar minimal AS $1 miliar.
Namun setelah berdiri hampir satu dekade, Bukalapak belum mencapai titik impas
(break even point/BEP). Bukalapak diketahui masih berada di bawah garis
keseimbangan yang diduga menjadi latar belakang perusahaan harus melakukan
efisiensi.
"Kami ingin menjadi e-commerce unicorn pertama yang meraih keuntungan, dan
dengan pencapaian performa bisnis yang baik dan modal yang cukup, kami
menargetkan untuk dapat mencapai break even bahkan keuntungan dalam waktu
dekat," ujarnya.
Dalam ilmu ekonomi akuntansi dan bisnis, pengertian BEP adalah suatu titik tertentu
saat pengeluaran atau biaya dan pendapatan berada di posisi yang seimbang
sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan.
Tidak ada yang bisa diketahui bagaimana kondisi keuangan Bukalapak secara rinci,
mengingat perusahaan ini bukanlah perusahaan publik yang wajib membuka
laporan keuangannya secara berkala.
Tapi Teddy menyebut pada pertengahan tahun ini, laba kotor (gross profit)
Bukalapak mampu meraup naik tiga kali lipat dibandingkan pertengahan 2018.
Bukalapak juga berhasil mengurangi setengah kerugian dari pendapatan sebelum
bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) selama delapan bulan terakhir
ini.
Dalam wawancara dengan Bloomberg, Co-Founder dan President Bukalapak M.
Fajrin Rasyid mengungkapkan bahwa GMV bulanan perusahaan mencapai Rp4
triliun (AS $270 juta) per bulan atau Annualized GMV mencapai Rp48 triliun (sekitar
Page 106 of 135.