Page 185 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 JUNI 2020
P. 185

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, meminta pengawasan ketenagakerjaan di tingkat pusat
              dan daerah memastikan pekerja/buruh di masa pendemi Covid-19 dapat bekerja dengan aman
              dan nyaman di lingkungan kerjanya masing-masing.

              Untuk  itu,  Pengawas  Ketenagakerjaan  harus  melakukan  berbagai  upaya  pencegahan  dan
              pengendalian Covid 19 di tempat kerja, serta kepatuhan para pelaku usaha dalam menerapkan
              norma ketenagakerjaan melalui langkah-langkah pencegahan, pemberian saran, deteksi dini,
              serta penegakan norma-norma ketenagakerjaan.
              "Dunia usaha harus tetap berjalan, namun para pekerja juga harus dipastikan aman. Di sinilah
              pentingnya  peran  pengawasan  Keselamatan  dan  Kesehatan  Kerja  (K3)  untuk  memastikan
              pelindungan terhadap pekerja di tengah pandemi Covid-19," ujar Menaker Ida dalam Webinar
              bertema  "Dinamika  Kepatuhan  Penerapan  Norma  Ketenagakerjaan  Era  New  Normal  Pasca
              Covid19"  yang  diselenggarakan  Forum  Kader  Norma  Ketenagakerjaan  Nasional  (FKNKN)  di
              Jakarta.

              Menteri  Ida  juga  meminta  Pengawas  Ketenakerjaan  meningkatkan  kolaborasi  dan  sinergi
              dengan  kader  Norma  Ketenagakerjaan  di  perusahaan-perusahaan.  Mengingat,  keberadaan
              kader-kader tersebut menjadi mitra strategis dalam membantu memastikan ditaatinya norma-
              norma kerja di perusahaan.

              "Sesuai dengan tugas dan fungsinya, kolaborasi antara Pengawas Ketenagakerjaan dan kader
              norma harus menciptakan situasi kerja yang kondusif, dimana perusahaan tetap produktif, dan
              hak-hak pekerja juga terlindungi," ujar Menaker Ida didampingi Plt. Dirjen Binwasnaker &
              K3 Kemnaker, Iswandi Hari.

              Menteri Ida mengakui, dalam hal pengawasan ketenagakerjaan, selalu dihadapkan tantangan
              klasik, yakni jumlah pengawas ketenagakerjaan yang belum ideal jika dibandingkan dengan
              jumlah perusahaan yang menjadi obyek pengawasan.

              "Inovasi  pengawasan  dengan  menggunakan  piranti  teknologi  informasi  bisa  menjadi  solusi
              meringankan kerja pengawasan yang lebih optimal dan lebih memudahkan partisipasi publik
              dalam pengawasan norma kerja," katanya.

              Menteri  Ida  mengungkapkan,  jumlah  perusahaan  berdasarkan  data  Wajib  Lapor
              Ketenagakerjaan mencapai 252.880 perusahaan dengan total tenaga kerja sebesar 13.138.048
              orang.

              Berdasarkan  Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor  33  Tahun  2016  tentang  Tata  Cara
              Pengawasan Ketenagakerjaan dan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2020
              Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2016, seorang
              Pengawas Ketenagakerjaan wajib memeriksa paling sedikit lima perusahaan setiap bulan atau
              60 perusahaan dalam satu tahun.

              "Dengan jumlah pengawas ketenagakerjaan saat ini yang hanya sekitar 1.574 orang, pengawas
              hanya  mampu  mengawasi  103.680  perusahaan  atau  40,9  persen  dari  jumlah  perusahaan,"
              katanya.

              Webinar dihadiri Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Periode 2005 - 2009, Erman Suparno;
              Direktur Kepesertaan BP Jamsostek, E. Ilyas Lubis; Plt. Dirjen Binwasnaker dan K3, Ghasmahadi;
              dan Ketua FKNKN, Hari Wijaya dan jajarannya.







                                                           184
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190