Page 133 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JUNI 2020
P. 133

Jakarta  -  Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meminta pengawasan ketenagakerjaan di
              tingkat pusat dan daerah memastikan pekerja/buruh di masa pendemi COVID-19 dapat bekerja
              dengan aman dan nyaman di lingkungan kerjanya masing-masing.

              Untuk itu, kata Ida, pengawas ketenagakerjaan harus melakukan berbagai upaya pencegahan
              dan pengendalian COVID-19 di tempat kerja. Selain itu, kepatuhan para pelaku usaha dalam
              menerapkan norma ketenagakerjaan melalui langkah-langkah pencegahan, pemberian saran
              dan deteksi dini serta penegakan norma-norma ketenagakerjaan.
              "Dunia usaha harus tetap berjalan, namun para pekerja juga harus dipastikan aman. Di sinilah
              pentingnya  peran  pengawasan  Keselamatan  dan  Kesehatan  Kerja  (K3)  untuk  memastikan
              pelindungan  terhadap  pekerja  di  tengah  pandemi  COVID-19,  "  ujar  ida  dalam  keterangan
              tertulis, Senin (15/6/2020)   Hal itu diucapkannya dalam Webinar bertema 'Dinamika Kepatuhan
              Penerapan Norma Ketenagakerjaan Era New Normal Pasca COVID-19' yang diselenggarakan
              Forum Kader Norma Ketenagakerjaan Nasional (FKNKN) di Jakarta.

              Ida juga meminta pengawas ketenakerjaan meningkatkan kolaborasi dan sinergi dengan kader
              Norma Ketenagakerjaan di perusahaan-perusahaan. Hal itu mengingat keberadaan kader-kader
              tersebut menjadi mitra strategis dalam membantu memastikan ditaatinya norma-norma kerja
              di perusahaan.

              "Sesuai dengan tugas dan fungsinya, kolaborasi antara pengawas ketenagakerjaan dan kader
              norma harus menciptakan situasi kerja yang kondusif, di mana perusahaan tetap produktif, dan
              hak-hak pekerja juga terlindungi," ujar Ida.

              Ida  mengakui  dalam  hal  pengawasan  ketenagakerjaan,  selalu  dihadapkan  tantangan  klasik,
              yakni jumlah pengawas ketenagakerjaan yang belum ideal jika dibandingkan dengan jumlah
              perusahaan yang menjadi obyek pengawasan.

              "Inovasi  pengawasan  dengan  menggunakan  piranti  teknologi  informasi  bisa  menjadi  solusi
              meringankan kerja pengawasan yang lebih optimal dan lebih memudahkan partisipasi publik
              dalam pengawasan norma kerja, " katanya.

              Ia mengungkapkan jumlah perusahaan berdasarkan data wajib lapor ketenagakerjaan mencapai
              252.880 perusahaan dengan total tenaga kerja sebesar 13.138.048 orang.

              Berdasarkan  Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan  No.  33  Tahun  2016  tentang  Tata  Cara
              Pengawasan  Ketenagakerjaan  dan  Permen  Ketenagakerjaan  No.  1  tahun  2020  tentang
              perubahan  atas  peraturan  Menteri  ketenagakerjaan  No.  33  Tahun  2016,  seorang  pengawas
              ketenagakerjaan  wajib  memeriksa  paling  sedikit  lima  perusahaan  setiap  bulan  atau  60
              perusahaan dalam satu tahun.
              "Dengan jumlah pengawas ketenagakerjaan saat ini yang hanya sekitar 1.574 orang, pengawas
              hanya mampu mengawasi 103.680 perusahaan atau 40,9  % dari jumlah perusahaan, " katanya.

              Sebagai informasi, dalam webinar tersebut Ida didampingi Plt. Dirjen Binwasnaker & K3
              Kemnaker, Iswandi Hari dan turut dihadiri Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Periode 2005-
              2009 Erman Suparno, Direktur Kepesertaan BPJAMSOSTEK E Ilyas Lubis, dan Ketua FKNKN Hari
              Wijaya dan jajarannya.

              (ega/ega)  kemnaker  covid-19.





                                                           132
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138