Page 164 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 OKTOBER 2021
P. 164

MEMBURU OTAK PELAKU PENEMPATAN ILEGAL PEKERJA MIGRAN INDONESIA

              Sinergisitas  antara  Badan  Pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI)  dan  sejumlah
              kementerian  serta  lembaga  dibutuhkan  untuk  mengatasi  permasalahan  Pekerja  Migran
              Indonesia  (PMI)  di  luar negeri.  Kepala  BP2MI  Benny  Ramdhani  mengatakan  dengan  adanya
              sinergisitas dengan kementerian dan lembaga, menjadi dukungan bagi BP2MI untuk bersama-
              sama melakukan pelindungan PMI.

              Benny mengungkapkan banyak permasalahan PMI di luar negeri yang tidak bisa hanya ditangani
              oleh BP2MI. Kewenangan BP2MI menurutnya terbatas, sehingga membutuhkan dukungan dari
              kementerian dan lembaga terkait.

              "Dengan kewenangan yang masih terbatas saya coba membuat situasi ini dengan melahirkan
              satgas. Ya satgas ini bersifat internal di BP2MI. Kemudian kementerian dan lembaga kita ajak
              secara  koordinatif,  semua  pihak  tentu  diberikan  mandat  Undang-Undang,  bagaimana  semua
              pihak mengambil peran," kata Benny dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Sabtu
              (9/10/2021).

              BP2MI  menggelar  rakornas  di  Bandung  yang  membahas  langkah  sinergisitas  bersama
              kementerian  dan  lembaga  untuk  memerangi  sindikat  penempatan  ilegal.  Serta  MoU  antara
              BP2MI dengan Polri, Kejagung dan PPATK.
              Menurut Benny, sindikat penempatan ilegal saat ini terkesan tak tersentuh oleh hukum. Banyak
              permasalahan yang dihadapi oleh PMI di luar negeri, yang antara lain pemutusan kerja sepihak,
              diperjualbelikan  dari  satu  majikan  ke  majikan  lain,  hingga  ABK  mengalami  tindak  kekerasan
              kemudian dilempar ke laut untuk menghindari masalah hukum.

              "Kalau  ini  dibiarkan,  memosisikan  negara  tak  berdaya.  Bahkan  negara  dianggap  melakukan
              pembiaran. Padahal negara ini negara yang menjadikan hukum sebagai panglima. Negara ini
              memiliki pemerintahan dengan aparatur negara yang diberikan kewenangan kuat oleh Undang-
              Undang dalam hal penegakan hukum," ujar Benny.

              "Kalau  kita  juga  tidak  melakukan  sesuatu  hari  ini,  pertanyaannya  kapan  lagi?  Itu  artinya
              membiarkan daftarnya semakin panjang korban-korban penempatan ilegal," dia menambahkan.

              Kehadiran kementerian dan lembaga terkait yang mendukung dan sepakat langkah satgas intern
              BP2MI untuk memerangi kejahatan perdagangan orang. "Lebih ideal kita start -nya tahun 2022.
              Aspek-aspek pencegahan itu yang penting dilakukan sebelum mereka ditempatkan di negara
              penempatan. Tapi ketika kita melakukan pencegahan, siapa otak di balik upaya penempatan
              ilegal ini juga harus dicari, karena ini bisnis kotor. Ini bisnis yang dimodali dengan uang yang
              cukup besar, semua pihak banyak yang menikmati," kata Benny.

              BP2MI, menurut Benny, ingin kejahatan ekstra ordinary crime dihadapi dengan cara luar biasa,
              yang melibatkan banyak pihak terkait. "Kita tidak ingin hanya memenjarakan secara fisik para
              pelaku, diseret secara pidana. Tapi juga uang dan kekayaan hasil kejahatan ini harus disita atas
              nama negara," tutur Benny.













                                                           163
   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169