Page 288 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 OKTOBER 2021
P. 288

Widodo. "Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) harus mengawasi betul-betul
              dan memperhatikan persyaratan calon PMI yang mau berangkat, apa semua sudah terpenuhi
              dan mengawasi selama berada di luar negeri," kata Muhadjir dalam keterangannya yang diterima
              Republika.co.id, Jumat (8/10).



              MENKO PMK INGATKAN HAK PEKERJA MIGRAN HARUS DIPENUHI

              BANDUNG -- Menko Bidang Manusia dan Pembangunan PMK Muhadjir Effendy menegaskan,
              pekerja migran Indonesia (PMI) harus mendapatkan jaminan hak mereka selama bekerja di luar
              negeri hingga pulang kembali ke Tanah Air. Kondisi ini terkait maraknya sindikat penempatan
              ilegal PMI di sejumlah negara.

              Hal tersebut juga sebagai tindak lanjut yang menjadi arahan dari Presiden Joko Widodo. "Badan
              Perlindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI)  harus  mengawasi  betul-betul  dan
              memperhatikan persyaratan calon PMI yang mau berangkat, apa semua sudah terpenuhi dan
              mengawasi selama berada di luar negeri," kata Muhadjir dalam keterangannya yang diterima
              Republika.co.id, Jumat (8/10).

              "Harus ada jaminan tentang hak-hak mereka, bahkan kembali ke Tanah Air jangan sampai dia
              tidak  dilayani  dengan  baik.  Semuanya  harus  kita  lakukan  secara  sistemik  dan  dipastikan
              semuanya  berjalan  seperti  yang  kita  harapkan,"ujar  Muhadjir,  usai  menjadi  pembicara  di
              Rakornas Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Intercontinental, Bandung,
              Jawa Barat, Kamis 7 Oktober 2021.

              Terkait maraknya sindikat penempatan ilegal, Muhadjir minta, agar pihak terkait turun tangan
              menyelesaikan kasus tersebut. Dia menyebutkan ada pihak-pihak yang bertanggung jawab dan
              itu  sudah  ada  masing-masing  kementerian  dan  lembaga  yang  menangani,  yakni  kepolisian,
              imigrasi, dan pihak terkait lainnya.
              "Jika  sudah  bekerja  di  luar  negeri  ada  duta  besar  dan  ada  yang  bertanggung  jawab  untuk
              mengatasi ini. Yang tidak kalah penting adalah dari pihak pekerja migran itu sendiri," ujarnya.

              Ditemui  di  tempat  yang  sama,  Menteri  Ketenagakerjaan  dan  Transmigrasi  Ida  Fauziyah
              mengatakan,  perlindungan  kepada  PMI  diberikan  mulai  dari  sebelum  berangkat  bekerja  ke
              negara penempatan hingga kembali ke Indonesia.

              "Sebenarnya perlindungan itu paripurna dari mulai berangkat hingga kembali ke Tanah Air. Kita
              sekarang sedang mendorong untuk lebih mempermudah prosedurnya, para Calon PMI bisa ke
              LTSM yang ada di provinsi dan kabupaten kota yang menjadi kantong PMI," kata Menaker Ida
              Fauziyah.

              Dikatakan  Ida,  ketika  PMI  berangkat  dan  sudah  bekerja,  maka  yang  akan  melakukan
              pengawasan  adalah  perwakilan  dan  atase  ketenagakerjaan  yang  tersebar  di  13  negara.
              Kemudian,  jika  PMI  kembali  ke  Indonesia,  maka  yang  bertanggung  jawab  melakukan
              pengawasan  ialah  pemerintah  pusat  dan  pemerintah  setempat,  termasuk  Kementerian  Luar
              Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, dan BP2MI.

              "Sebenarnya dalam UU Nomor 18 dan 17 (Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
              tahun 2014) itu sudah diatur bagaimana bentuk perlindungannya, sehingga yang dibutuhkan
              sekarang adalah sinergi antar kementerian dan lembaga agar perlindungan bisa dilakukan secara
              maksimal," kata Menaker.



                                                           287
   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293