Page 116 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 MEI 2019
P. 116
publik di Wates.
Antara lain di pasar, stasiun kereta, simpang lima Karangnongko, dan terminal
bus.
Senyum bahagia langsung terpancar dari wajah mereka ketika mendapatkan
amplop berisi uang tersebut.
"Uangnya nanti untuk berlebaran, njajakke (menraktir) cucu dan anak.
Sebagiannya buat perbaiki becak, ada yang perlu dilas," kata Waluya (59), satu di
antara pengayuh becak ketika ditemui di depan rumah dinas Bupati Kulon Progo.
Bersamaan acara itu juga digelar Pasar Rakyat Ramadan yang menjajakan
berbagai jenis sembako dan barang murah.
Warga Kriyanan, Kelurahan Wates ini mengaku pemberian santunan tersebut
sangat berarti bagi dirinya dan rekan-rekan.
Pasalnya, pendapatan mereka selama ini kian tak menentu.
Terutama setelah maraknya layanan transportasi daring seperti ojek online.
Karena sering banting harga, penumpang kini cenderung memilih ojek online
karena dinilai lebih murah.
"Sejak ada ojek online-online itu pendapatan kami terus berkurang," kata Waluya
yang sudah 10 tahun belakangan mangkal di Pasar Wates itu.
Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo mengatakan seluruh tukang becak itu
diberikan santunan uang Rp150.000 dan bingkisan.
Khusus untuk beberapa yang usianya sudah di atas 75 tahun, pihaknya memberi
bonus kain batik.
Hasto mengatakan, kegiatan ini rutin diadakan setiap tahun untuk penyaluran
dana ZIS yang telah disisihkan para ASN dari gaji setiap bulannya.
Selain itu, pemberian santunan juga menjadi bentuk sense of crisis dari jajaran
Pemkab Kulon Progo.
"ASN harus punya kepedulian sosial. Kalau tidak dekat dengan tukang becak
seperti ini kan kita tidak tahu masalah yang mereka hadapi."
"Misal, mereka atau becaknya belum berseragam. ASN harus selalu melihat
permasalahan di lapangan, hayatilah kemiskinan. Itu kenapa kita tiap minggu
selalu bedah rumah," kata Hasto.
Page 115 of 124.