Page 68 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 NOVEMBER 2021
P. 68

Ringkasan

              Ketua  Ikatan  Dokter  Indonesia  (IDI)  Kabupaten  Nunukan  Kalimantan  Utara  dr  Soleh  Sp.A
              khawatir dengan kedatangan eks pekerja migran Indonesia (PMI) yang dideportasi Pemerintah
              Malaysia  melalui  Pelabuhan  Tunon  Taka,  Nunukan.  Para  PMI  tersebut  dikatakan  tidak
              menjalankan standar protokol kesehatan yang baik.



              PENANGANAN DEPORTAN DARI MALAYSIA DIANGGAP KURANG BAIK, NAKES
              MULAI KHAWATIR

              Ketua  Ikatan  Dokter  Indonesia  (IDI)  Kabupaten  Nunukan  Kalimantan  Utara  dr  Soleh  Sp.A
              khawatir dengan kedatangan eks pekerja migran Indonesia (PMI) yang dideportasi Pemerintah
              Malaysia  melalui  Pelabuhan  Tunon  Taka,  Nunukan.  Para  PMI  tersebut  dikatakan  tidak
              menjalankan standar protokol kesehatan yang baik.

              Pengiriman demi pengiriman para deportan ditakutkan menjadi awal lonjakan kasus Covid-19 di
              perbatasan RI - Malaysia.

              "Sebenarnya pasien covid-19 di Nunukan sudah turun, tapi tidak bisa dipungkiri ada anak dan
              dewasa yang kembali positif dalam perawatan RSUD Nunukan karena saudara kita deportan itu,"
              ujarnya, Senin (11/1/2021).

              Soleh menilai, penanganan para deportan kurang maksimal.

              Banyak pengakuan pasien dari deportan yang menuturkan betapa mereka kurang diperhatikan
              ketika terjangkit Covid-19.

              Begitu pula saat karantina, standar penanganan dengan isolasi terpusat tidak diterapkan dengan
              benar.  Mereka  masih  berbaur  dan  mengakibatkan  jangkitan  wabah  menyebar  di  lokasi
              penahanan.
              "Beberapa pengakuan pasien yang kami tangani, mereka memang diminta untuk tes PCR. Tapi
              itu tidak dibarengi dengan adanya batasan waktu. Ada yang 4 hari PCR bahkan sudah seminggu
              dan dideportasi. Itu jadi momok menakutkan juga bagi para tenaga kesehatan di Nunukan," kata
              Soleh.
              Fakta tersebut diperkuat dengan adanya 16 deportan yang dipulangkan pada Kamis 21 Oktober
              2021 lalu, ternyata terkonfirmasi positif Covid-19.

              Persoalan ini, kata Soleh, butuh solusi serius. Para petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP),
              Imigrasi, ataupun para tenaga kesehatan harus ekstra ketat dalam melakukan screening dan
              testing bagi para deportan.

              "Memang  Nunukan  sekarang  sudah  dilengkapi  laboratorium  PCR,  tapi  kalau  dihantam  terus
              dengan pengiriman deportasi, kita akan kewalahan. Terlebih dari sejumlah temuan dokter di
              lapangan, para deportan ini tidak mendapat penanganan sesuai standar penanganan Covid-19
              saat berada dalam penahanan," imbuhnya.

              Soleh juga berharap, kondisi ini menjadi perhatian khusus Pemerintah Daerah.

              Menurutnya, lebih baik Pemda Nunukan berkoordinasi dengan Konsulat RI di Tawau Malaysia
              untuk  mencegah  adanya  kluster  baru  dan  peningkatan  kasus  Covid-19  akibat  intensitas
              deportasi.



                                                           67
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73