Page 56 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 FEBRUARI 2019
P. 56
sebelumnya. Enoh mengaku sudah dua hari ini bolak-balik ke kediaman GC untuk
menagih uang keamanan lingkungan namun jarang bertemu
Rumah nomor 41 itu berpagar tinggi. Bangunannya dua lantai. Banyak pakaian
menggantung di jemuran.
"Orangnya enggak bisa bahasa Indonesia, kalau ditanya tinggal berapa lama saya
kurang tahu pastinya. Dia tinggal bersama istri dan anaknya sama-sama dari China
di tempat ini tapi saya enggak tau dia beli atau ngontrak," kata Enoh kepada
detikcom, Selasa (26/2/2019).
Enoh menyebut GC tidak pernah bersosialisasi dengan warga sekitar. Selain sibuk,
pria asal China itu lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah. "Kadang
pergi pagi, pulangnya malam. Kalau pun bertemu paling dia sedang menyetir mobil,
setelah di rumah jarang keluar lagi," tuturnya.
Senada dengan Enoh, tetangga lainnya membenarkan GC jarang berkomunikasi dan
bergaul dengan warga sekitar. Selain terkendala bahasa, GC juga dikenal selalu
sibuk dengan pekerjaannya.
"Dia bekerja di peternakan ayam telur di daerah Lampegan atau dimana gitu,
sekitar situ. Cuma itu saja yang saya tahu. Cuma memang akhir-akhir ini banyak
orang datang nyariin dia, katanya soal e-KTP," tutur perempuan yang meminta
namanya tidak disebut.
Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada e-KTP GC menjadi sengkarut setelah
terdata di Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam aplikasi Sidalih KPU RI dengan nama
Bahar. Bahar tercatat sebagai warga Kelurahan Sayang, Kecamatan/Kabupaten
Cianjur.
NIK KTP Bahar hilang dari DPT, sementara NIK milik GC terdata atas namanya. KPU
sudah mengakui adanya kesalahan input. Terkait kesalahan tersebut KPU sendiri
masih melakukan penelusuran.
Page 55 of 117.