Page 82 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 FEBRUARI 2019
P. 82
Hanif dalam sambutannya mengatakan, fashion dalam industri kreatif di Indonesia
menduduki posisi kedua setelah kuliner. Devisa yang dihasilkan dari sektor fashion
pun cukup tinggi yaitu sekitar Rp 122 triliun pada tahun 2018.
"Menghasilkan devisa US$ 8,2 miliar atau setara Rp 122 triliun. Itu kontribusi
ekonomi industri fashion yang di data Pak Menteri Perindustrian. Fashion itu masa
depan," kata Hanif di BBPLK Semarang, Selasa (26/2/2019).
Hanif menjelaskan, dengan upgrade tersebut maka nantinya hasil dari peserta
pelatihan tidak hanya menjadi buruh di pabrik dan juga tidak hanya wirausaha kecil-
kecilan.
Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang kini Balai Besar
Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang kini Foto: Angling Adhitya
Purbaya/detikcom
"Dengan upgrade ini berharap nanti anak anak muda bisa peroleh skill baru di
bidang fashion. Tidak hanya diajarkan menjahit tapi kreasi, produksi dan marketing,
nanti disertifikasi profesi. Kalau masuk industri fashion minimal asisten junior
designer, bukan buruh, lah. Kalau masuk industri bisa wirausaha, tentu saja akan
lebih, dalam tanda petik, berkelas," jelas Hanif.
Hanif menambahkan, Studio Fashion Technology itu menjadi yang pertama diantara
19 BLK yang ada di Indonesia. Menurutnya masing-masing BLK memiliki fokus
sendiri yang akan diupgrade.
"Kalau BLK ini pertama di Indonesia. Yang mengambil fokus fashion akan didorong
seperti ini," katanya.
Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang kini Balai Besar
Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang kini Foto: Angling Adhitya
Purbaya/detikcom
Kepala BBPLK Semarang, Edy Susanto menambahkan, untuk bidang fashion
peseranya ada sekitar 2.000 orang dari total peserta atau kapasitas 3.000 orang.
Pesertanya ada dari berbagai daerah bahkan luar Jawa.
"Kalau khusus fashion sekitar 2.000 orang. Serapannya 81 persen (dari total peseta)
yang 19 persen belum terkonfirmasi," kata Edy (alg/hns)
Page 81 of 107.