Page 137 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 OKTOBER 2021
P. 137
TERKATUNG-KATUNG DI MALAYSIA, PEKERJA MIGRAN ASAL LEMBANG AKHIRNYA
PULANG
Endik Sopandi (45), tak kuasa menahan haru tatkala ia akhirnya bisa menginjakkan kakinya lagi
di Indonesia dan bertemu dengan keluarga besarnya setelah terkatung-katung di Malaysia
selama hampir setahun belakangan.
Warga Kampung Gamlok, RT 06/07, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung
Barat, itu tiba di rumahnya dan disambut isak tangis bahagia keluarga pada Senin (11/10/2021)
petang.
Endik sendiri merupakan seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang mengadu nasib di
Malaysia sejak tahun 2015. Namun bukannya untung, kehidupannya selama berada di negeri
jiran itu justru membuatnya menderita.
"Alhamdulillah saya bisa balik lagi ke sini (rumah). Terima kasih untuk semuanya. Alhamdulillah
bisa kumpul lagi bersama keluarga," kata Endik didampingi istri dan anaknya kepada wartawan,
Selasa (12/10/2021).
Endik berangkat ke Malaysia tanpa menempuh prosedur resmi. Ia harus mengeluarkan biaya
sebesar 38 ribu ringgit atau sekitar Rp 12 juta kepada sebuah agen dengan iming-iming gaji
yang cukup besar dan pekerjaan yang mentereng.
Saat di Malaysia ia menjalani berbagai pekerjaan, mulai dari menjadi sopir di salah satu tempat
pencucian kendaraan, buruh perkebunan kelapa sawit, hingga akhirnya tak bekerja sama sekali
karena sakit-sakitan.
Endik akhirnya meminta pertolongan kepada pemerintah Indonesia agar segera dipulangkan ke
tanah air. Selama tak bekerja karena penyakitnya, ia mengaku terus menggantungkan hidup
pada rekan-rekannya termasuk obat-obatan.
"Saya sakit urat kejepit hingga terpaksa nganggur selama enam bulan muntah-muntah darah
setiap hari. Untuk makan, saya harus berhutang. Mau pulang tapi enggak ada paspor, tidak
punya uang," ujar Endik.
Akhirnya secercah harapan menghampiri Endik tatkalan Konsulat Jenderal Indonesia di Malaysia
menghubunginya. Ia pulang ke Indonesia dibantu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Disnakertrans) Bandung Barat serta Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), Disnakertrans terlebih dahulu berkirim surat ke
Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Indonesia terkait kondisi Endik. Ketiadaan paspor Endik
yang ditahan perusahaannya tempat bekerja sempat menjadi kendala.
"Karena yang bersangkutan ini enggak ada paspor, riskan untuk keluar dari perkebunan, maka
harus dijemput Konjen dan alhamdulillah berhasil dievakuasi dari perkebunan," terang Kepala
Seksi Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja pada Disnakertrans Bandung Barat, Sutrisno.
Setelah menempuh prosedur yang cukup panjang, Endik kemudian bisa dipulangkan dengan
biaya ditanggung pemerintah. Ia langsung dijemput Disnakertrans dan perwakilan BP2MI di
Bandara Husein Sastranegara Kota Bandung.
"Inilah kehadiran pemerintah bahwa kita harus hadir dan mengayomi dari mulai pra penempatan
maupun purna," jelas Sutrisno.
136