Page 154 - e-Kliping Ketenagakerjaan 16 Januari 2019
P. 154
PHK dilakukan dalam dua tahap. Mula-mula dilakukan pertengahan 2016 terhadap
470 sopir dan kernet. Tak terima, mereka lantas melakukan unjuk rasa dan
menempuh jalur hukum. Sopir dan kernet lainnya tergugah dan ikut menyampaikan
protes dengan serikat pekerja. Menjawab protes itu, perusahaan kembali melakukan
PHK. Total sopir dan kernet yang di-PHK sebanyak 1095 orang.
"Sangat tidak beradab. PHK massal lewat SMS. Dampaknya anak-anak putus sekolah,
perceraian bahkan ada yang meninggal dunia," ucapnya.
Heri dan para AMT menyampaikan empat tuntutan kepada Jokowi, yang juga sudah
disuarakan dalam unjuk rasa sebelumnya yang digelar di gedung Kementerian BUMN,
Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Hukum dan HAM, Pertamina pusat,
Pertamina Patra Niaga, dan gedung DPR RI, namun tidak digubris. Yakni, kembali
dipekerjakan dan diangkat sebagai karyawan tetap di PT Pertamina Patra Niaga dan
Elnusa Petrofin sebagaimana tercantum dalam nota khusus yang sudah disahkan
Pengadilan, pembayaran upah lembur dari tahun 2011-2016, pemenuhan hak bagi
AMT usia lanjut sesuai masa kerja dan UU Ketenagakerjaan, serta pembayaran upah
selama proses PHK sepihak.
"Sudah 20 bulan nasib kami tanpa kejelasan hukum. Kami meminta keadilan. Ingat,
seorang Agnes Monica tidak mungkin bisa konser di mana-mana dan tidak mungkin
bisa ke Istana tanpa sumbangsih kami selama ini mendistribusikan BBM ke seluruh
SPBU Pertamina," demikian kata Heri.
Page 153 of 162.