Page 8 - e-Kliping Ketenagakerjaan 16 Januari 2019
P. 8
Mereka ini yang akhirnya bergabung dengan teman-teman yang tidak lolos masa
percobaan dan menolak bekerja jika yang tidak lolos masa percobaan tidak
dipekerjakan juga, dan itu berbuntut hingga saat ini. "Yang statusnya karyawan tetap
kita panggil hingga lima kali namun tidak mau hadir untuk bekerja," imbuh Manager
HRD PT GUN Hernovian. Sehingga, sesuai dengan ketentuan peraturan
ketenagakerjaan yang berlaku, secara otomatis, AMT tersebut diberhentikan.
"Artinya, jika mereka meminta diangkat menjadi karyawan Pertamina atau Pertamina
Patra Niaga jelas tidak tepat dan salah alamat," paparnya.
Seharusnya, kata Hernovian, para mantan AMT tersebut melakukan pembicaraan
dengan manajemen PT GUN untuk mencari jalan keluarnya. "Apa yang dilakukan itu
tentu menimbulkan kesan tidak baik terhadap keberadaan AMT lainnya. Padahal, di
perusahaan kami, segala sesuatu bisa dibicarakan secara kekeluargaan karena
prinsipnya kebersamaan," paparnya.
Hernovian mengungkapkan, selama ini perusahaan memberikan perhatian lebih
kepada para karyawannya. Dia mencontohkan, saat ini para AMT yang bekerja di PT
GUN memiliki hak cuti tahunan.
Juga bonus yang didasarkan pada performa kinerja. Juga bonus ritase, jumlah SPBU
yang dipasok serta apabila ada AMT yang mendapatkan tugas overtime. "Masalah
asuransi kesehatan juga kami perhatikan," tuturnya.
Manajemen PT GUN berharap, masalah yang saat ini sedang terjadi tidak ditarik ke
ranah politik. Apalagi tahun ini merupakan tahun politik. "Harapan kami, masalah ini
jangan di bawa-bawa ke masalah politik, karena dulu waktu Pilgub DKI aksi seperti
ini pernah terjadi," tuturnya.
Saat ini, jumlah AMT yang bekerja di PT GUN mencapai 1.335 orang. Sebanyak 1.036
orang melayani pasokan BBM dari Depo Plumpang, Jakarta Utara dan sebanyak 295
orang di Depo Gerem, Banten.
Page 7 of 162.