Page 64 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 OKTOBER 2021
P. 64

Kementerian  Ketenagakeija-an  menggelar  dialog  bersama  Dewan  Pengupahan  Nasional
              (Depenas) dan Badan Pekeija Lembaga Kerja Sama Tripartit Nasional (BP LKS Tripnas) pada 21-
              22 Oktober 2021 di Jakarta. Dalam forum itu, unsur pemerintah, organisasi pengusaha, dan
              serikat pekeija/serikat buruh menyamakan pandangan mengenai mekanisme penetapan upah
              minimum yang sesuai dengan UU Cipta kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021
              tentang Pengupahan.


              Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Keija Kementerian
              Ketenagakeijaan Indah Anggoro Putri mengatakan, upah minimum tahun 2022 akan mengalami
              kenaikan meski belum memenuhi ekspektasi sebagian pihak. Menurut dia, itu adalah langkah
              maju mengingat perekonomian masih dalam proses pemulihan akibat Covid-19. Kenaikan upah
              minimum ini masih lebih baik dibandingkan dengan tahun 2021 ketika Mena-ker memutuskan
              tidak ada kenaikan upah minimum.

              "Bagi pihak yang tidak puas, mereka bisa menggunakan mekanisme gugatan sesuai dengan
              ketentuan  peraturan  perun-dang-undangan,"  kata  Putri,  Minggu  (24/10/2021),  dalam
              keterangan resmi.

              Sebelumnya, serikat pekeija dan buruh berharap tetap ada kenaikan upah yang proporsional
              tahun  depan.  Besaran  kenaikan  upah  yang  diajukan  buruh  berkisar  5-10  persen  dari  upah
              minimum tahun ini dan disesuaikan dengan kondisi di setiap daerah (Kompas, 30/9/2021). Putri
              mengatakan, penetapan upah minimum bertujuan untuk mewujudkan sistem pengupahan yang
              berkeadilan dan demi kesejahteraan pekerja. Namun, penetapan itu tetap perlu memperhatikan
              kemampuan perusahaan dan kondisi perekonomian nasional.

              Lebih lanjut, tantangan ke depan adalah memastikan para pekerja benar-benar digaji sesuai
              dengan standar upah minimum serta berdasarkan struktur dan skala upah. Pasal 24 PP No 36
              Tahun  2021  tentang  Pengupahan  menyebut,  upah  minimum  berlaku  hanya  untuk  pekerja
              dengan masa kerja kurang dari satu tahun. Untuk pekeija dengan masa kerja di atas satu tahun,
              besaran upahnya harus berpedoman pada struktur dan skala upah. Struktur dan skala upah
              adalah susunan tingkat upah dari yang terendah sampai tertinggi yang disesuaikan dengan masa
              kerja dan golongan jabatan seseorang di perusahaan.


              Sekretaris  Jenderal  Organisasi  Pekerja  Seluruh  Indonesia  Timboel  Siregar  mengkritisi  dialog
              sosial di forum Depenas dan LKS Tripartit Nasional yang dinilai hanya sebatas menyamakan
              pandangan dan mengikat komitmen terkait penentuan upah minimum 2022. Forum itu perlu
              dimanfaatkan lebih intens dan kontinu untuk memastikan regulasi diterapkan dengan baik pasca-
              pene-tapan upah minimum.

              Sementara  itu,  Ketua  Umum  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Hariyadi  Sukamdani
              mengatakan, selama ini tingkat kepatuhan pengusaha untuk menggaji sesuai upah minimum
              rendah, antara lain, karena besaran upah minimum dinilai terlalu besar sehingga sulit diikuti.
              Kedua, lebih banyak pelaku usaha mikro kecil menengah yang tidak mampu membayar upah
              sesuai standar. Hariyadi memprediksi, setelah sistem penetapan upah minimum mengikuti UU
              Cipta Kerja, tingkat kepatuhan pengusaha akan lebih baik. "Sekarang ini dicoba lebih realistis
              sehingga seharusnya bisa lebih baik. Ini proses menuju titik keseimbangan," ujarnya. (AGE)



                                                           63
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69