Page 139 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2021
P. 139

GERUDUK GEDUNG SATE, BURUH: BUNG RIDWAN KAMIL INI BARU PEMANASAN!

              SuaraJabar.id - Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia ( KASBI ) Bandung Raya menggelar aksi
              peringatan pembentukan World Federation of Trade Union (WFTU) atau Gabungan Serikat Buruh
              Sedunia, di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (14/10/2021).

              Dalam aksi itu, disampaikan sejumlah isu di antaranya tuntutan menaikan upah minimum 2022
              sebesar 15 persen.

              Ketua  FPPB-KASBI  Bandung  Raya  sekaligus,  Slamet  Priyanto  menegaskan,  buruh  menuntut
              adanya kenaikan upah di tahun depan karena telah menjadi hak buruh untuk hidup dengan
              layak. Namun, buruh khawatir kenaikan upah akan terganjal oleh PP 36 tahun 2021 tentang
              Pengupahan.

              "Kalau sampai formula upah memakai PP 36 kita akan tolak," lantang kata Slamet dari atas mobil
              komando.

              Slamet  menilai,  jika  formulasi  pengupahan  buruh  didasarkan  pada  peraturan  pemerintah
              tersebut maka tidak akan ada jaminan penentuan atau kenaikan upah minimum kota/kabupaten
              (UMK).

              "Perlu diketahui di PP 36 pasal 88 gubernur wajib mengesahkan UMP, tapi kalau masalah UMK
              tidak menutup kemungkinan gubernur tidak membuat SK (surat keputusan) UMK. Apakah kita
              akan biarkan? Tidak, kita harus lawan," katanya.
              Tuntutan kenaikan upah ini, kata Slamet, akan terus disuarakan pada waktu-waktu ke depan
              dengan gelombang aksi yang jauh lebih besar.

              Gerakan  protes  ini  disebut  menjadi  sinyal  peringatan  kepada  pemerintah  agar  benar-benar
              membuat regulasi yang mensejahterakan buruh khususnya, masyarakat luas pada umumnya.

              "Panas hari ini? Lebih panas lagi kalau tahun 2022 upah tidak naik," teriak Slamet.
              "Kalau hari ini kawan-kawan tidak mau konsolidasi, bersatu untuk kenaikan upah, bisa-bisa upah
              tidak naik. Upah itu adalah hak yang tidak turun dari langit tapi harus diperjuangkan," lanjutnya.

              KASBI memperingatkan pihak Pemprov Jabar dan DPRD Provinsi Jabar untuk tidak menganggap
              remeh gerakan buruh. Pihak KASBI menegaskan, aksi yang digelar hari ini hanyalah pemanasan.

              "Bung Ridwan Kamil, Ini hanya pemanasan! Juga untuk anggota dewan di gedung DPRD sana
              yang ketika mau jadi pejabat mengemis-ngemis minta suara kaum buruh tapi setelah jadi pejabat
              mereka lupa. Bahkan hari ini kita datang pun seolah mereka acuh," kata seorang orator lain.

              "Kami bisa melumpuhkan ekonomi Jawa Barat khususnya Bandung Raya kalau memang Ridwan
              Kamil lalai atas apa yang kami tuntutan hari ini," tegasnya.
              Tetap  Tolak  Omnibuslaw  Di  samping  soal  upah,  secara  mendasar  KASBI  tetap  menolak
              Omnibuslaw,  UU  No  11  Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja.  Produk  undang-undang  itu  dinilai
              produk  yang  tidak  berpihak  kepada  rakyat,  hasil  dari  perselingkuhan  antara  legislatif  dan
              eksekutif untuk kepentingan segelintir pemodal.
              "KASBI  dengan  tegas  menolak  UU  Cilaka  yang  dibuat  secara  rombongan,  DPR  harusnya
              membuat regulasi berpihak kepada rakyat tapi hari ini dia selingkuh dengan pemerintah dan
              mengesahkan UU Omnibuslaw. Korbannya rakyat lagi," ungkapnya.




                                                           138
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144