Page 51 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JULI 2019
P. 51
5,01%.
Bob menuturkan selama ini banyak pemerintah daerah yang lebih memilih besaran
upah yang tinggi dan mengorbankan para pencari kerja. "Saya heran kalau ada
kepala daerah yang bangga paling tinggi upah minimumnya padahal tingkat
penganggurannya di daerah nya tinggi," katanya.
Hal itulah yang menjadi menyebabkan indistri padat karya Indonesia tertinggal
dengan negara lain seperti Vietnam.
Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan Apindo Harijanto juga tak memungkiri
tingginya upah di suatu daerah juga berdampak pada penggangguran yang tinggi.
"Pemerintah harus mengkaji kebijakan upah, jangan sampai malah merugikan
tenaga kerja di Indonesia. Upah yang tinggi juga tak sebanding dengan
produktivitas," tuturnya.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat berpendapat
tingginya upah di suatu daerah yang juga diikuti dengan tingginya angka
penggangguran merupakan bom waktu dari demo besar-besaran tenaga kerja pada
2013.
"Kenaikan upah minimum kabupaten/kota beberapa kabupaten dan kota di Jabar
dan Banten ada yang naik hingga 70% karena setiap tahun naik maka gap-nya
menganga makin lebar ditambah isu pengupahan jadi isu seksi untuk janji janji para
calon kepala daerah untuk naik secara fantastis," ucapnya.
Saat ini industri padat karya terutama tekstil banyak berada di Jabat dan Jateng.
Pihaknya tak memungkiri, beban upah memiliki komposisi sebesar 10% hingga 15%
untuk industri hilir seperti garmen.
Menurutnya, pemerintah perlu moratorium kenaikan bagi daerah yang sudah terlalu
tinggi. Hal itu agar daerah tertinggal bisa menyesuaikan agar tak tertinggal.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menuturkan memang di daerah yang jadi basis
industri seperti Karawang dan Batam upahnya relatif tinggi karena sebagian besar di
sektor formal. Sektor industri saat ini mengalami deindustrialisasi prematur sehingga
serapan kerjanya tidak optimal.
"Ini kemudian mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka," ujarnya.
Faktor lain karena gap missmatch antara lulusan skolah vokasi, perguruan tinggi
dengan kebutuhan industri makin lebar. "Akhirnya yang diuntungkan dengan upah
minimum tinggi adalah para pendatang bkan penduduk yang domisili di kawasan
industri," kata Bhima.
Page 50 of 84.