Page 156 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 JANUARI 2020
P. 156
Title OJK MAU PERKETAT LAPORAN INVESTASI ASURANSI, INI KATA BP JAMSOSTEK
Media Name detik.com
Pub. Date 14 Januari 2020
https://finance.detik.com/moneter/4858945/ojk-mau-perketat-laporan-inv estasi-
Page/URL
asuransi-ini-kata-bp-jamsostek
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
Jakarta - Kasus investasi yang berujung rugi besar merundung perusahaan-
perusahaan asuransi pelat merah seperti PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT
Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata RI (Asabri) (Persero).
Untuk itu, kemarin, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Wimboh Santoso menuturkan pihaknya bakal memelototi instrumen investasi yang
digunakan untuk penempatan dana nasabah dari perusahaan ke depannya.
Pengetatan itu juga termasuk mewajibkan perusahaan melaporkan posisi neraca
keuangan, instrumen investasi setiap bulan.
Lantas, bagaimana dengan BPJamsostek yang mengelola jaminan kematian,
kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan sebagainya? "BP Jamsostek itu
melaporkan juga baik itu ke OJK atau ke lembaga yang lain seperti BPK (Badan
Pemeriksa Keuangan). Jadi kita setiap bulan ada laporan," kata Direktur Utama
(Dirut) BP Jamsostek Agus Susanto usai menghadiri acara SIAPP82 di Hotel
Bidakara, Jakarta, Selasa (14/1/2020).
Menurutnya, dalam pelaporan yang menyangkut kinerja perusahaan ini BP
Jamsostek sudah menyesuaikan ketentuan yang ada.
"Sudah (rutin tiap bulan lapor). Ada mekanisme dalam aturan kita harus laporkan
kepada siapa. Itu sudah sesuai ketentuan, lalu kami tinggal melaporkan," jelas
Agus.
Perlu diketahui, BP Jamsostek juga menaruh uangnya di investasi saham. Namun,
investasi saham tersebut hanya 18% dari total instrumen. Investasi sahamnya pun
dipastikan dalam saham berstatus LQ45 atau blue chip.
"Saham 18%. Saham kita LQ45. Full LQ45. Jadi kita nggak mau main yang goreng-
gorengan," tegas Direktur Pengembangan Investasi BP Jamsostek Amran Nasution
dalam kesempatan yang sama.
Sedangkan, 62 instrumen investasi BP Jamsostek adalah obligasi. Pembagiannya,
obligasi tersebut terdiri dari 58% Surat Berharga Negara (SBN), dan 4% obligasi
perusahaan BUMN dan swasta.
Page 155 of 203.