Page 143 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2021
P. 143

Ringkasan

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, dengan dinyatakan masih berlakunya UU
              Cipta Kerja oleh Mahkamah Konstitusi, seluruh materi dan substansi serta aturan sepenuhnya
              tetap berlaku tanpa ada satu pasal pun yang dibatalkan oleh MK.



              MENAKER: PP TENTANG PENGUPAHAN TETAP BERLAKU

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, dengan dinyatakan masih berlakunya UU
              Cipta Kerja oleh Mahkamah Konstitusi, seluruh materi dan substansi serta aturan sepenuhnya
              tetap berlaku tanpa ada satu pasal pun yang dibatalkan oleh MK.

              "Atas dasar itu, berbagai peraturan pelaksana UU Cipta Kerja yang telah ada saat ini, termasuk
              pengaturan (Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021) tentang pengupahan masih tetap
              berlaku." ujar Menaker Ida dalam siaran pers, Kamis (2/12/2021).

              Ida memaparkan, bahwa peraturan pelaksanaan klaster ketenagakerjaan yang menjadi mandat
              UU Cipta Kerja telah selesai dan diterbitkan sebelum putusan MK diumumkan. Alhasil, proses
              pengambilan  kebijakan  ketenagakerjaan  saat  ini  harus  tunduk  pada  aturan  tersebut,  tidak
              terkecuali mengenai pengupahan.

              "Oleh karenanya, saya kembali meminta kepada semua pihak khususnya para Kepala Daerah
              untuk  mengikuti  ketentuan  pengupahan  sebagaimana  diatur  dalam  PP  36/2021.  Saya  juga
              mengingatkan bahwa dalam PP tersebut tidak hanya mengatur tentang Upah Minimum (UM)
              saja, tetapi juga terkandung aturan struktur dan skala upah yang harus diimplementasikan oleh
              pengusaha," terang Menaker Ida.

              Lebih lanjut Menaker Ida menambahkan, terkait dengan UM sendiri merupakan instrumen jaring
              pengaman bagi pekerja/buruh yang tidak boleh dibayarkan upah/gajinya di bawah nilai UM yang
              berlaku  pada  satu  wilayah.  UM  juga  hanya  berlaku  bagi  pekerja/buruh  dengan  masa  kerja
              maksimal 12 bulan.

              Dalam pelaksanannya, UM tingkat provinsi atau UMP ditetapkan oleh Gubernur setiap tahunnya.
              Gubernur juga dapat menetapkan upah minimum kabupaten/kota (UMK) dengan catatan rata-
              rata pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota dalam 3 tahun terakhir, lebih tinggi dari rata-rata
              pertumbuhan  ekonomi  provinsi,  atau  nilai  pertumbuhan  ekonomi  dikurangi  inflasi
              kabupaten/kota yang bersangkutan selama 3 tahun terakhir selalu positif dan lebih tinggi dari
              provinsi.

              Selanjutnya,  dalam  penetapan  UMK,  Gubernur  dapat  meminta  pertimbangan  Dewan
              Pengupahan Provinsi. UMK tersebut ditetapkan setelah UMP ditetapkan dan harus lebih tinggi
              dari UMP. Jika syarat tidak terpenuhi, maka Gubernur tidak dapat menetapkan UMK.

              "Formula UMP dan UMK pada PP 36/2021 ditujukan agar kesenjangan upah minimum antar
              wilayah, baik antar Provinsi maupun antar Kabupaten/Kota tidak semakin melebar. Kita optimis
              dengan mengatasi jurang kesenjangan ini, daya saing akan terungkit, iklim investasi dan dunia
              usaha  kian  bergairah  yang  berdampak  pada  penciptaan  dan  perluasan  kesempatan  kerja.
              Ujungnya, tentu kembali pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," jelas Ida.

              Terakhir,  Menaker  Ida  menegaskan  bahwa  mediator  hubungan  industrial  dan  pengawas
              ketenagakerjaan  berkomitmen  dalam  mengawal  pelaksanaan  UM  2022  maupun  penerapan
              struktur  skala  upah  (SUSU)  di  perusahaan.  Mediator  akan  membantu  serta  memfasilitasi



                                                           142
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148