Page 172 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 JUNI 2020
P. 172

BERALASAN COVID-19 PULUHAN KARYAWAN DI PHK SEPIHAK

              CILEGON,  BANPOS  - Forum  Buruh  Cilegon  (FBC)  bersama  61  Karyawan  PT  Selago  Makmur
              Plantation yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak mendatangi kantor Wali
              Kota Cilegon, Senin (15/6).

              Ketua Forum Buruh Cilegon (FBC), Rudi Syahrudin mengatakan pihaknya mendatangi kantor
              walikota untuk meminta audiensi kepada perusahaan terkait pemutusan kerja secara sepihak.

              "Kami, teman-teman buruh datang ke-sini sesuai surat yang sudah dilayangkan ke Wali Kota
              Cilegon  untuk  minta  audiensi  keterkaitan  tentang  PHK  sepihak  dan  pemberangusan  serikat
              pekerja di PT Selago Makmur Plantation," kata Rudi saat ditemui di kantor Walikota Cilegon,
              Senin (15/6).

              Menurut  Rudi,  sebanyak  61 karyawan yang di  PHK  diantaranya  ketua  dan  pengurus  serikat
              pekerja. Oleh karena itu, pihaknya datang untuk melaporkan bahwa di Kota Cilegon terdapat
              perusahaan yang nakal terhadap pekerjanya.

              "Bahkan, bukan cuma PHK. Tapi mereka juga berani melakukan tindak pidana kejahatan, yaitu
              pemberangusan serikat pekerja. Itu sudah melanggar UU 21 pasal 28 jelas larinya ke tindak
              pidana kejahatan. Karena dari ketua sampe pengurus itu di PHK semua," terangnya.
              Lebih  lanjut  Rudi  mengatakan  yang  namanya  perkumpulan  serikat  yakni  untuk  tempat
              berunding, bermusyawarah tentang permasalahan yang ada di peru-sahaan. Karenanya, ia telah
              melayangkan surat audiensi pada Wali Kota Cilegon lumat (12/6/2020) lalu.

              "Nah, ini kalau ketua sampe pengurus nya saja di PHK, nantinya mau gimana?. Kami bukan
              ingin  mempermasalahkan  pesangon,  tapi  kami  ingin  berbicara  soal  PHKyang  tidakmelalui
              prosedur  undang-undang.  Disana  kan  udah  jelas,  kalau  nggak  ngerti  suruh  baca  mereka,"
              tegasnya.
              Rudi menambahkan, bisa disebut PHK jika memang mengundurkan diri dari pekerjaan atau
              meninggal dunia. Selain itu, menurutnya tidak ada alasan pemutusan hubungan kerja. "Kami
              akan mengawal terus tindak pidananya. 61 karyawan ini kan organik semua," tambahnya.

              Sementara itu, salah satu karyawan yang terkena pemutusan kerja, Saeful Anwar mengatakan,
              pihak perusahaan hanya menjadikan Covid-19 sebagai alibi untuk pemutusan hubungan kerja.
              "Jadi dengan alasan Covid-19 itu mereka mengambil kesempatan, Covid-19 dijadikan alibinya.
              Karena,  kalau  misalnya  keuangan  mereka  sedang  tidak  sehat  harusnya  mereka  bisa
              membuktikan secara data, kan ada audit eksternal," terangnya.

              Kemudian ia menceritakan, pada tanggal tanggal 22 Mei 2020 pihaknya bersama 60 teman
              lainnya terakhir bekerja. "Terakhir kami kerja sebelum lebaran, kami sempat di briefing sambil
              diberikan sembako terus kami dikasih tahu bakal ada PHK sekitar 30 persen," katanya.

              Namun, lanjut Anwar, pada tanggal 23 Mei 2020 surat tersebut sudah beredar melalui security.
              "Jadikan ini menurut saya nggak adil. Makanya kami sepakat dengan teman-teman menolak hal
              tersebut," tandasnya. (LUK/RUL)

              caption  :  Puluhan  buruh  saat  mendatangi  kantor  walikota  Cilegon  untuk  minta  difasilitasi
              audiensi oleh walikota dengan PT Selago Makmur Plantation lantaran adanya PHK sepihak, Senin
              (15/6).





                                                           171
   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177