Page 144 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 144

Tinggi  dikembalikan  ke  Kementerian  Dikbud,"  ujar  Mulyanto  kepada  wartawan,  Jumat
              (9/4/2021).
              "Dan  sekarang  Pemerintah  melakukan  hal  yang  sama  untuk  sesuatu  yang  sudah  dikoreksi.
              Dengan  membentuk  Kemndikbud-Ristek.  Tentu  keputusan  ini  sangat  membingungkan,"
              sebutnya.

              Keputusan Jokowi itu dinilai tidak akan efektif. Peleburan kementerian membutuhkan waktu yang
              tidak sebentar untuk koordinasi dan adaptasi.

              "Proses  adaptasinya  saja  perlu  waktu  sekitar  2-3  tahunan.  Sementara  Pemerintahan  Jokowi
              periode kedua efektif tinggal 2 tahun lagi. Maka praktis kementerian baru ini tidak akan efektif
              bekerja di sisa usia pemerintahan sekarang ini," kata politikus PKS ini.

              Dengan digabungkannya Kemendikbud-Ristek, kata Mulyanto, maka perumusan kebijakan dan
              koordinasi  ristek  akan  semakin  tenggelam  oleh  persoalan  pendidikan  dan  kebudayaan  yang
              sudah segunung. Belum lagi terkait kerumitan koordinasi kelembagaan antara Kemendikbud-
              Ristek dengan BRIN dan LPNK ristek lainnya.

              Kebijakan  ristek  yang  semestinya  semakin  mengarah  ke  hilir  dalam  rangka  hilirisasi  dan
              komersialisasi hasil ristek dalam industri dan sistem ekonomi nasional, dengan penggabungan
              Kemendikbud-Ristek bisa jadi akan kembali berorientasi ke 'hulu' dimana ristek menjadi unsur
              penguat empirik dalam pembangunan manusia.

              "Beda  halnya  kalau  Kemenristek  ini  digabung  dengan  Kemenperin.  Ini  dapat  menguatkan
              orientasi  kebijakan  inovasi  yang  semakin  ke  hilir  dalam  rangka  industrialisasi  4.0,"  tandas
              Mulyanto.

              Penggabungan  Kemenristek  dan  Kemendikbud  ini  tentu  akan  berdampak  pada  aparatur  sipil
              negara (ASN) di dua kementerian tersebut.

              Terkait  hal  itu,  Deputi  Bidang  Sumber  Daya  Manusia  Kementerian  Pendayagunaan  Aparatur
              Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Teguh Widjinarko mengatakan, pegawai negeri sipil
              (PNS)  dari  Kemenristek  dan  Kemendikbud  akan  dialihkerjakan  ke  Kementerian  baru  yakni
              Kemendikbud Ristek.

              "Sebenarnya  pemerintah  sudah  memiliki  pengalaman  banyak  terkait  dengan  penggabungan,
              pemisahan  atau  pembubaran  organisasi  pemerintah,  dan  selama  ini  bisa  dilakukan  tanpa
              masalah," kata Teguh kepada Liputan6.com, Minggu (11/4/2021).

              Teguh  menjelaskan,  dalam  proses  penggabungan  kementerian  tersebut,  pemerintah  selalu
              menerapkan prinsip utama yakni tidak merugikan pegawai yang terdampak.

              Menurutnya, secara aturan sebagaimana ditetapkan dalam PP Nomor 11 tahun 2017 tentang
              Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada mekanisme yang harus dilalui. Misalnya dalam pasal
              241 diatur beberapa mekanisme.

              "Salah satunya adalah disalurkan ke instansi pemerintah lainnya. Dalam kasus Kemristek, maka
              jelas pegawai akan dialihkan ke instansinya yang baru. Tentunya setelah ada struktur organisasi
              yang jelas," katanya.

              Sementara itu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan siap mengikuti arahan
              Presiden Joko Widodo soal dibentuknya Kementerian Investasi. Jubir BKPM Tina Talisa belum
              mau berbicara lebih jauh apakah BKPM akan dilebur menjadi di Kementerian Investasi tersebut.





                                                           143
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149