Page 137 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 SEPTEMBER 2021
P. 137

JUMLAH PEKERJA INFORMAL NAIK HAMPIR 60 PERSEN SELAMA PANDEMI
              COVID-19

              Laporan  Wartawan  Tribunnews.com,  Larasati  Dyah  Utami,  BANDUNG  -  Menteri
              Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan jumlah pekerja informal saat ini jauh lebih
              banyak dibanding pekerja formal (pekerja penerima upah).

              Di masa pandemi ini, pekerja informal naik cukup signifikan, hampir mencapai 60 persen.

              "Jadi  data  Februari  2021,  pekerja  informal  kita  jumlahnya  itu  59  persen,  hampir  60
              persen itu pekerja bukan penerima upah, sementara yang penerima upah 40-an persen,"
              kata  Ida  di  acara  Sosialisasi  Program  BPJS  Ketenagakerjaan  bagi  Pekerja  Bukan
              Penerima Upah di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (11/9/2021).

              Ida  mengajak  pekerja  informal  untuk  mendaftarkan  diri  menjadi  peserta  BPJS
              Ketenagakerjaan agar mendapatkan jaminan perlindungan sosial.

              Menaker  Ida  menyatakan  kepesertaan  BPJS  Ketenagakerjaan  masih  didominasi  oleh
              pekerja formal.

              Padahal, menurutnya, baik pekerja formal maupun informal, keduanya memiliki risiko
              kerja.


              Apalagi dalam kondisi pandemi COVID-19 ini membuat siapa pun seharusnya merasa
              perlu untuk mendapatkan jaminan sosial.

              "Risiko kerja itu bisa terjadi kapan saja dan di mana saja," imbuhnya.


              "Bapak, Ibu, cobalah pikir keluarga, pikir istri/suami, pikirkan anak juga kalau mereka
              butuh  pendidikan.  Istri  atau  suami  butuh  untuk  tetap  survive  karena  risiko  selalu
              menghampiri kita apapun pekerjaannya mulai dari kecelakaan kerja sampai meninggal,"
              lanjut Ida.

              Menurutnya, dengan membayar iuran program mulai Rp 16.800 per bulan, pekerja akan
              mendapatkan perlindungan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).

              Manfaatnya berupa pengobatan tanpa batas biaya.

              Sedangkan  Jaminan  Kematian  (JKm)  yang  manfaatnya  akan  diterima  ahli  waris  jika
              peserta meninggal dunia berupa santunan uang tunai.

              "Jadi kalau ada yang meninggal maka pendidikan anaknya ditanggung sampai perguruan
              tinggi. Kemudian yang di-cover tidak hanya 1 anak, tapi 2 anak. Itu salah satu cara kita
              melahirkan generasi-generasi baru yang masa depannya sudah kita pikirkan," ucapnya.














                                                           136
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142