Page 149 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 SEPTEMBER 2021
P. 149

MENAKER AJAK PEKERJA INFORMAL IKUT BPJS KETENAGAKERJAAN, INI
              UNTUNGNYA

              JawaPos.com  –  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  mengajak  pekerja
              informal (pekerja bukan penerima upah) untuk mendaftarkan diri menjadi peserta BPJS
              Ketenagakerjaan agar mendapatkan jaminan perlindungan sosial. Menurutnya, jumlah
              pekerja informal jauh lebih banyak dibanding pekerja formal (pekerja penerima upah).
              Namun, kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan masih didominasi oleh pekerja formal.

              “Apalagi  pada  masa  pandemi  ini,  pekerja  informal  naik  cukup  signifikan.  Jadi  data
              Februari  2021,  pekerja  informal  kita  jumlahnya  itu  59  persen,  hampir  60  persen  itu
              pekerja bukan penerima upah. Sementara yang penerima upah 40-an persen,” ujarnya
              salam keterangannya, Sabtu (11/9).


              Padahal, menurutnya, baik pekerja formal maupun informal, keduanya memiliki risiko
              kerja.  Apalagi  dalam  kondisi  pandemi  Covid-19  ini  membuat  siapapun  seharusnya
              merasa perlu untuk mendapatkan jaminan sosial.

              “Bapak, Ibu, cobalah pikir keluarga, pikir istri/suami, pikirkan anak juga kalau mereka
              butuh  pendidikan.  Istri  atau  suami  butuh  untuk  tetap  survive  karena  risiko  selalu
              menghampiri kita apapun pekerjaannya mulai dari kecelakaan kerja sampai meninggal.
              Ayok aware.

              Risiko kerja itu bisa terjadi kapan saja dan di mana saja,” imbuhnya.

              Ida menjelaskan, dengan membayar iuran program mulai Rp 16.800 per bulan, pekerja
              akan mendapatkan perlindungan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). Manfaatnya berupa
              pengobatan tanpa batas biaya. Selain itu juga mendapatkan Jaminan Kematian (JKm)
              yang manfaatnya akan diterima ahli waris jika peserta meninggal dunia berupa santunan
              uang tunai.

              “Jadi kalau ada yang meninggal maka pendidikan anaknya ditanggung sampai perguruan
              tinggi. Kemudian yang di- cover tidak hanya 1 anak, tapi 2 anak. Itu salah satu cara kita
              melahirkan  generasi-generasi  baru  yang  masa  depannya  sudah  kita  pikirkan,”
              pungkasnya.


























                                                           148
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154