Page 86 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 SEPTEMBER 2021
P. 86
MENAKER AJAK PEKERJA INFORMAL JADI PESERTA BPJS
KETENAGAKERJAAN
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, mengajak pekerja informal atau pekerja bukan
penerima upah untuk mendaftarkan diri menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan agar
memperoleh jaminan perlindungan sosial. Hal itu disampaikan Menaker Ida pada acara
Sosialisasi Program BPJS Ketenagakerjaan bagi Pekerja Bukan Penerima Upah di
Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 11 September 2021.
Ida memaparkan fakta bahwa sebenarnya jumlah pekerja informal jauh lebih banyak
dibanding pekerja formal (pekerja penerima upah). Namun, kepesertaan BPJS
Ketenagakerjaan masih didominasi oleh pekerja formal.
"Apalagi di masa pandemi ini, pekerja informal naik cukup signifikan. Jadi data Februari
2021, pekerja informal kita jumlahnya itu 59 persen, hampir 60 persen itu pekerja bukan
penerima upah, sementara yang penerima upah 40-an persen," ucapnya.
Padahal, baik pekerja formal maupun informal, keduanya memiliki potensi risiko kerja.
Apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19 yang membuat siapa pun seharusnya merasa
perlu untuk mendapatkan jaminan sosial.
"Bapak, Ibu, cobalah pikir keluarga, pikir istri atau suami, pikirkan anak juga kalau
mereka butuh pendidikan. Istri atau suami butuh untuk tetap survive karena risiko selalu
menghampiri kita apapun pekerjaannya, mulai dari kecelakaan kerja sampai meninggal.
Ayo, aware. risiko kerja itu bisa terjadi kapan saja dan di mana saja," kata Ida.
Menurutnya, dengan membayar iuran program mulai Rp 16.800 per bulan, pekerja akan
mendapatkan perlindungan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dengan benefit berupa
pengobatan tanpa batas biaya serta Jaminan Kematian (JKm) yang manfaatnya akan
diterima ahli waris jika peserta meninggal dunia berupa santunan uang tunai.
"Jadi kalau ada yang meninggal maka pendidikan anaknya ditanggung sampai perguruan
tinggi. Kemudian yang di-cover tidak hanya satu anak, tapi dua anak. Itu salah satu cara
kita melahirkan generasi-generasi baru yang masa depannya sudah kita pikirkan," ujar
Ida.(*)
85