Page 131 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 AGUSTUS 2021
P. 131

Menurut Menaker Ida Fauziyah, isu pelindungan perempuan, pemberdayaan perempuan dan
              kesetaraan gender harus menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya pemulihan kondisi sosial
              dan ekonomi dari krisis Covid-19.

              Ia  juga  meminta  ASEAN  memiliki  komitmen  bersama  mewujudkan  Tujuan  Pembangunan
              Berkelanjutan Global (Sustainabale Development Goals/SDGs) tentang kesetaraan gender dan
              pemberdayaan perempuan.

              “Ini  suatu  cara  yang  tepat  untuk  meningkatkan  peran  dan  pelindungan  angkatan  kerja
              perempuan dalam mendukung pemulihan ekonomi selama masa pandemi,” ungkap Menaker Ida
              Fauziyah dilansir dari keterangan resmi, Minggu (29/8).

              Ida  menambahkan,  sebagai  bentuk  komitmen  Pemerintah  Indonesia  telah  menindaklanjuti
              Lokakarya Regional ASEAN Peningkatan Peran Dan Perlindungan Perempuan Angkatan Kerja
              untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi, yang dilaksanakan pada Kamis (26/8)
              secara hybrid.
              Menurutnya,  sebagai  salah  satu  kelompok  rentan  di  masa  pandemi,  peningkatan  kesadaran
              tentang  peran  dan  pelindungan  perempuan  sangatlah  penting  untuk  menjadi  perhatian
              stakeholders ketenagakerjaan.

              Selain itu, perlu langkah-langkah peningkatan peran dan pelindungan angkatan kerja perempuan
              dalam pemulihan ekonomi negara-negara ASEAN yang terdampak pandemi Covid-19.

              “Perlu  adanya  kerja  sama  antara  negara  anggota  ASEAN  dengan  mitra  sosial  lainnya  untuk
              meningkatkan peran pelindungan angkatan kerja perempuan, serta mewujudkan upaya konkrit
              ASEAN  terhadap  pencapaian  target  SDG  terkait  isu  kesetaraan  gender  dan  pemberdayaan
              perempuan,” ujar Ida.

              Berdasarkan laporan ILO, pekerja perempuan di kawasan Asia-Pasifik terdampak krisis secara
              tidak proporsional. Artinya, perempuan yang kehilangan pekerjaan lebih besar di daripada laki-
              laki.

              Menurut ILO, 297 juta perempuan bekerja di sektor berisiko tinggi pada tahun 2019 di Asia dan
              Pasifik.  Angka  ini  setara  dengan  43,3% pekerjaan  perempuan  (dibandingkan  dengan  37,6%
              untuk semua pekerja).

              "Berbagai  alasan  menyebabkan  kerugian  bagi  pekerja  perempuan  sebab  sebagian  besar
              perempuan di kawasan Asia-Pasifik bekerja di sektor-sektor yang sangat terpengaruh oleh krisis,"
              pungkas Ida. (Des/OL-09)























                                                           130
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136