Page 308 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2021
P. 308
"Sudah ada upaya pemerintah Indonesia namun sejauh ini belum berhasil mengevakuasi AKP
Indonesia yang terjebak di Somalia," kata Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW)
Indonesia, Moh Abdi Suhufan, di Jakarta, Senin.
Menurut Abdi, AKP Indonesia tersebut sebelumnya bekerja di kapal ikan berbendera Tiongkok
yang berbeda-beda tapi dalam satu grup usaha yaitu Liao Dong Yu. Kontrak kerja mereka satu
tahun yaitu Desember 2019-Desember 2020.
Setelah berakhirnya masa kontrak, pihak agen perekrut di Indonesia dan perusahaan perikanan
tempat mereka bekerja di Tiongkok tidak memberikan kepastian tentang status kontrak yang
sudah berakhir. Saat ini ke-13 orang awak kapal perikanan tersebut terlantar di Somalia.
Ia mengatakan bahwa penelantaran awak kapal perikanan Indonesia di Somalia ini telah
dilaporkan kepada pemerintah Indonesia melalui Kemlu, Kemenaker dan Kemenhub sejak 29
Juni 2021.
Dirinya berharap pemerintah Indonesia meminta bantuan lembaga internasional untuk
mengeluarkan mereka sebab posisi awak kapal perikanan tersebut berada di lokasi terisolasi dan
sulit dijangkau.
"Para awak kapal perikanan tersebut menginformasikan jika agensi kapal Tiongkok bekerjasama
dengan pihak tertentu di Somalia untuk bekerjasama menjaga mereka agar tetap terkurung pada
lokasi yang terisolasi," kata Abdi.
Abdi menambahkan bahwa posisi saat ini makin sulit karena awak kapal perikanan tersebut telah
terisolasi dalam kurun waktu yang cukup lama dan tanpa kepastian.
Ke-13 awak kapal perikanan tersebut, lanjutnya, bekerja di lima kapal ikan Tiongkok grup Liao
Dong Yu.
"Berdasarkan pemantauan citra satelit yang kami peroleh saat ini terdapat 2 kapal ikan yang
berada di area 1 mil perairan Bandar Bayla, patut diduga mereka terisolasi di kapal ini," kata
Abdi.
Ia juga melaporkan adanya korban hilang dan meninggal pada kapal ikan Tiongkok bernama
Liao Dong Yu 571. Korban awak kapal perikanan yang terlantar dan hilang sebagian besar
diberangkatkan oleh PT RCA yang saat ini sudah tidak beroperasi.
Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangkaian peristiwa dan
kejadian yang menyebabkan korban awak kapal Indonesia yang meninggal, hilang dan telantar
ini.
307

