Page 121 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 AGUSTUS 2021
P. 121

"Tanpa bermaksud menyombongkan diri. Saya lah salah satu orang dari pihak buruh yang tahu
              dari awal penyusunan, proses pembahasan, hingga proses pengundangan UU Cipta Kerja. Saya
              mengetahui,  melihat,  dan  mendengar  secara  langsung  proses  formil,  setidak-tidaknya  untuk
              klaster Ketenagakerjaan," ujarnya.

              Dalam persidangan ini, Said Iqbal menyebut akan membongkar 'pengkhianatan' DPR terhadap
              proses pembuatan UU Cipta Kerja.

              "Kami merasa dijebak untuk masuk dan berdiskkusi dengan DPR. Alih-alih menyerap aspirasi
              buruh, ternyata mereka hanya sekedar mencari formalitas saja. Seolah-olah sudah berbicara
              dengan buruh, tetapi apa yang menjadi masukan dan aspirasi buruh diabaikan," tegas Said Iqbal.

              Said Iqbal juga mengaku bertemu dengan pemerintah. Di antaranya Menkopolhukam, Menteri
              Perindustrian,  Menteri  Perdagangan,  Menko  Perekonomian,  hingga  Menteri  Ketenagakerjaan.
              Tetapi mereka pun hanya sekadar memenuhi legalistik formal.

              Seolah-olah,  katanya,  sudah  mengajak  bicara  para  pemangku  kepentingan,  tetapi  secara
              substansi materi tidak ada disksusi dan dialog. Pertemuan itu lebih hanya sekedar penjelasan
              dari pemerintah mengenai maksud dan tujuan dari omnibus law.

              "Kami merasa dijebak. Bahkan ada salah satu serikat pekerja yang namanya dicatut sebagai
              pihak yang terlibat dalam proses pembuatan UU Cipta Kerja, padahal sebelumnya tidak pernah
              diajak bicara," ujar Said Iqbal. Faktanya, menurut Said Iqbal, undang-undang ini dibuat oleh
              satu pihak yang berkepentingan, yaitu pengusaha. "Hal ini terungkap dari keberadaan Satgas
              Omnibus Law di awal penyusunan RUU Cipta Kerja, yang sebagian besar adalah pengusaha
              tetapi tidak ada satu pun perwakilan dari buruh," pungkasnya.











































                                                           120
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126