Page 112 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 SEPTEMBER 2021
P. 112

ULD  Bidang  Ketenagakerjaan  merupakan  pelaksanaan  Pasal  55  UU  No  8/2016,  yang
              penyelenggaraannya menjadi kewajiban Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota.
              "Kemenaker RI telah menyelenggarakan rapat koordinasi secara masif di 10 provinsi di Indonesia
              untuk  mendorong  komitmen  pemerintah  daerah  mempercepat  penyelenggaraan  ULD  Bidang
              Ketenagakerjaan ini," ujar Suhardi dalam keterangan pers dikutip Senin (13/9/2021).

              Ia berharap, upaya memperkuat akses kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas melalui
              penyelenggaraan  ULD  Bidang  Ketenagakerjaan  dapat  menghilangkan  stigma  negatif  terkait
              penyandang disabilitas tidak mampu bekerja dan tidak produktif.

              ULD juga diharapkan membantu dunia usaha menemukan tenaga kerja penyandang disabilitas
              yang  sesuai  dengan  kebutuhan.  Serta  memperkuat  ketersediaan  data  dukung  supply  dan
              demand  bagi  tenaga  kerja  penyandang  disabilitas  memperoleh  pekerjaan  yang  layak,
              tambahnya.

              Selaras dengan itu, dalam rangka mengatasi persoalan stigmatisasi dan diskriminasi dalam dunia
              kerja, dibutuhkan upaya keras untuk mendorong pemenuhan kuota kerja bagi disabilitas sebesar
              1 persen di perusahaan swasta sesuai dengan amanat Pasal 53 UU No. 8/2016.

              Terkait hal tersebut, Direktur Trade Union Rights Center (TURC), Andriko Otang menekankan
              urgensi  sinergi  multipihak  dalam  pemenuhan  kuota  ini  sebagai  bentuk  komitmen  para  aktor
              dalam  hubungan  industrial  bersama-sama  mewujudkan  dunia  kerja  yang  layak,  inklusif, dan
              berkeadilan.

              Konkretnya, ia melihat peluang kolaborasi organisasi disabilitas, masyarakat sipil, dan serikat
              pekerja  untuk  mengadvokasi  isu  disabilitas  masuk  dalam  perjanjian  kerja  bersama  yang
              disepakati dengan perusahaan.

              Sementara itu, H.E. Yuyun Wahyuningrum dari ASEAN Intergovernmental Commission on Human
              Rights (AICHR), menyatakan hak untuk bekerja dijamin dalam Deklarasi HAM ASEAN Pasal 27
              (1).

              Oleh  karena  itu,  peningkatan  peluang  kerja  ini perlu  didorong  agar  terbuka  lintas  negara  di
              kawasan ASEAN.

              Di sisi lain, Ema Widiati Koordinator Subdit Mental Dit Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas
              Kemensos  RI  yang  berbicara  mewakili  forum  Senior  Officials  Meeting  on  Social  Welfare  and
              Development  (SOMSWD),  menegaskan  mengurangi  kesenjangan  kesempatan  kerja  dan
              memasukan isu disabilitas dalam program pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-
              19 merupakan agenda prioritas perwakilan Kementerian Sosial negara-negara di ASEAN.

              Ia menyimpulkan, banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk memenuhi kuota kerja
              bagi penyandang disabilitas.

              Kerja  sama  dan  kemitraan  yang  konstruktif  antara  lembaga  ASEAN,  organisasi  penyandang
              disabilitas, organisasi masyarakat sipil, pemerintah, perusahaan, media dan pihak terkait adalah
              salah satu syarat untuk mewujudkan Indonesia dan masyarakat ASEAN yang inklusif pada 2025.











                                                           111
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117