Page 138 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JUNI 2020
P. 138
ESDM: SERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR KETENAGALISTRIKAN DAN EBT HARUS
LEBIH MAKSIMAL
Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari - JAKARTA . Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis potensi lapangan kerja di sektor ketenagalistrikan dan
Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) akan terbuka lebar di masa mendatang.
Pasalnya, tenaga kerja terampil di bidang ini sangat dibutuhkan dalam percepatan menuju
target 23% bauran energi baru terbarukan (EBT) di tahun 2025 nanti.
Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Mineral (PPSDM) Ditjen EBTKE Kementerian ESDM
Laode Sulaeman mengatakan, potensi lapangan kerja di bidang ketenagalistrikan tak hanya
berkutat pada sektor utama seperti pembangkitan, transmisi, dan distribusi, melainkan juga
sektor pendukung seperti industri trafo, kabel, dan sebagainya.
Pertumbuhan industri kabel menjadi salah satu contoh berkembang pesatnya serapan tenaga
kerja. Data yang dimiliki oleh Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL), industri tersebut
mengalami pertumbuhan yang positif di tahun 2020.
"Industri kabel tumbuh 10-15% di tahun ini. Sebut aja di Tangerang dengan luas wilayah yang
tidak terlalu besar hampir ada 20 pabrik kabel yang butuh banyak tenaga kerja dan punya omset
besar. Ini baru dari kabel," kata Laode dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM seperti
dikutip Kontan.co.id, Kamis (11/6).
Hal yang sama juga terjadi pada industri transformator (trafo). Keberadaan industri tersebut
menjadi sokongan penting bagi pengembangan industri hilir ketenagalistrikan. Bahkan, industri
trafo di Indonesia menjadi salah satu yang terkuat di Asia Tenggara.
"Bayangkan saja program 35.000 MW akan membutuhkan trafo sebesar 33.000 MVA per tahun.
Ini industri yang sangat diperlukan," jelas Laode.
Terkait serapan tenaga kerja dalam pembangunan 35.000 MW, Direktur Human Capital dan
Management PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Syofie Felienty Roekman menyatakan,
tenaga kerja yang akan disiapkan oleh PLN adalah yang memiliki keahlian di sektor EBT. Ia pun
mengajak seluruh komponen bangsa untuk terlibat langsung di PLN.
"Saat ini kami sudah mulai menyiapkan baik dari formasi tenaga kerjanya maupun pegawai
internal sendiri. Kami banyak merekrut tenaga-tenaga punya spesialisasi energi baru
terbarukan," ungkap Syofie.
Demi menangkap peluang tersebut, Kementerian ESDM melalui PPSDM Ditjen EBTKE telah
menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu berdaya saing dan memiliki kompetensi
andal.
Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah adalah melalui penyelenggaraan sertifikasi
kompetensi sebagai solusi persoalan ketenagakerjaan nasional selain pendidikan vokasi dan
pemagangan berbasis kompetensi di perusahaan.
"Kami sudah ada pintu melalui Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) PPSDM KEBTKE yang
berpayung hukum melalui Keputusan Menteri ESDM dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
BPSDM ESDM dari Badan Nasional Sertfikasi Profesi (BNSP)," ungkap Laode.
Hingga Desember 2019, LSK PPSDM Ditjen EBTKE telah diikuti peserta hingga 3.200 orang dan
LSP BPSDM hingga 287 orang. Laode pun bilang, pihaknya saat ini mampu menyelenggarakan
137