Page 85 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 SEPTEMBER 2019
P. 85
Nah, menariknya pada revolusi industri keempat ditandai pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi secara optimal, tidak hanya sebatas proses produksi,
tetapi juga seluruh mata rantai industri sehingga menghasilkan model bisnis yang
baru berbasis digital.
Semua proses tersebut menciptakan efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang
lebih bermutu. Empat tahun lalu, lembaga riset McKinsey sudah merilis bahwa
dampak dari Revolusi Industri 4.0, 3.000 kali lebih dahsyat daripada revolusi industri
pertama.
Dampak secara langsung sudah mulai terasa di tengah masyarakat dengan
hadirnya sejumlah startup atau perusahaan berbasis digital, yang membuat
kehidupan lebih mudah dan menggeser sejumlah jenis pekerjaan konvensional.
Tidak bisa dimungkiri, kehadiran revolusi industri keempat memang sebuah
ancaman tersendiri bagi tenaga kerja saat ini.
Hal itu diamini Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B
Sukamdani, yang menilai bahwa tenaga kerja yang terancam adalah mereka yang
tidak memiliki keterampilan untuk beradaptasi dalam berbagai pekerjaan jenis baru.
Karenaitu, harusada langkah strategis dan terarah dalam mengantisipasi bila terjadi
ledakan jumlah tenaga kerja yang tidak terampil pada sektor formal. Tak ada
salahnya pemerintah mendengarkan saran dari pihak Apindo perlunya perubahan
pola pendidikan dan pola vokasi di negeri ini. Dibutuhkan keterampilan spesifik
berkaitan teknologi digitalisasi.
Memang, menyiapkan tenaga kerja yang bisa beradaptasi dengan perubahan yang
diakibatkan oleh Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah pekerjaan rumah tersendiri
bagi pemerintah. Beruntung, pemerintah dalam hal ini Kementerian
Ketenagakerjaan (Kemenaker), terus mempersiapkan tenaga kerja yang mampu
beradaptasi, berdaya saing, dan bertahan di tengah perubahan dunia kerja.
Pihak Kemenaker mengklaim telah mengeluarkan sejumlah kebijakan dan program
berkaitan peningkatan akses dan mutu pelatihan vokasi sebagai upaya mencetak
sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berdaya saing.
Sementara itu, pihak Kemenperin mengandalkan sejumlah program pendidikan dan
pelatihan vokasi. Sebutsaja, pendidikan vokasi yang link and match antara industri
dan sekolah menengah kejuruan. Kompetensi SDM dalam menyongsong Revolusi
Industri 4.0 tidak bisa ditawar lagi.
Kompetensi SDM terkait perubahan dunia kerja adalah kunci sukses bila tidak ingin
menjadi penonton dalam Revolusi Industri 4.0dimana terjadi perubahan yang begitu
cepat dan masif. Kitaberharap kehadiran roadmap Making Indonesia 4.0 yang sudah
menjadi agenda nasional bisa menjadi pegangan yang konsisten. Tentu, sukses
menyambut Revolusi Industri 4.0 bukan tugas pemerintah semata, tetapi
dibutuhkan dukungan segenap komponen bangsa.
Page 84 of 171.