Page 186 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 DESEMBER 2021
P. 186

"Pertemuan  diinisiasi  oleh  Kementerian  Ketenagakerjaan,"  kata  Kepala  Bidang  Media  FSPPB
              Kapten Marcellus Hakeng Jayawibawa saat dihubungi, Kamis, 23 Desember 2021.
              Pertemuan berlangsung pada Rabu kemarin atau dua hari setelah serikat menyampaikan surat
              pemberitahuan mogok kerja kepada Menteri Ketenegakerjaan Ida Fauziyah. Hakeng menyebut
              pertemuan digelar di Kantor Kemnaker di Jakarta Selatan.

              Dalam pertemuan tersebut, kata dia, hadir Direktur Kelembagaan dan Pencegahan Perselisihan
              Hubungan  Industrial  Kemenaker  Heru  Widianto  dan  juga  Direktur  Sumber  Daya  Manusia
              Pertamina M. Erry Sugiharto.

              Hakeng  mengapresiasi  langkah  Kemnaker  yang  langsung  merespons  surat  pemberitahuan
              mogok kerja yang mereka kirimkan pada 20 Desember. Akan tetapi, ia menilai pertemuan ini
              sebenarnya belum sesuai dengan harapan serikat pekerja.

              "Kami belum melihat ada upaya menciptakan pembicaraan yang setara antara manajemen dan
              serikat," kata dia.

              Padahal, kata dia, serikat selalu mencoba untuk membuka jalur komunikasi dengan manajemen
              untuk menyelesaikan masalah yang ada.

              Di sisi lain, Hakeng belum merinci apa saja pembahasan dan kesimpulan yang muncul dalam
              pertemuan tersebut. Ia hanya menyebut dalam pertemuan tersebut, ketiga pihak sepakat untuk
              melakukan pertemuan kembali dalam waktu dekat.
              Sebelumnya, kabar mogok ini disampaikan serikat dalam surat pemberitahuan mereka tertanggal
              17  Desember.  Surat  ini  ditujukan  kepada  Ida  dan  juga  Direktur  Utama  Pertamina  Nicke
              Widyawati. Lewat surat ini, serikat menyampaikan kalau mereka berencana mogok kerja selama
              10 hari, dari 29 Desember 2021 sampai 7 Januari 2022.
              Ada lima alasan dan sebab mereka melakukan mogok kerja yaitu:

              Tidak tercapainya kesepakatan untuk melakukan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) di Pertamina,
              antara pengusaha dan pekerja yang diwakili FSPPB

              Pengusaha dan pekerja yang diwakili FSPPB gagal melalukan perundingan

              Tidak adanya itikad baik dari direktur utama untuk membangun industrial peace atau hubungan
              kerja yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan

              Tidak diindahkannya berbagai upaya damai yang sudah ditempuh FSPPB

              Diabaikannya tuntutan kepada Menteri BUMN untuk mengganti pimpinan atau Direktur Utama
              Pertamina dengan yang lebih baik.

              Setelah  surat  ini  mencuat,  sempat  beredar  informasi  kalau  mogok  kerja  dilakukan  karena
              manajemen  Pertamina  berencana  memotong  gaji  para  karyawan.  Saat  ditanya  mengenai
              kebenaran  kabar  tersebut,  Hakeng  menyebut  pihaknya  tak  pernah  mengeluarkan  komentar
              mengenai hal tersebut.

              "Itu  masih  bagian  dari  internal  kami  (pekerja  dan  manajemen,"  kata  dia.  Menurut  Hakeng,
              masalah  di  balik  mogok  kerja  ini  tetap  seperti  yang  tertuang  dalam  surat  pemberitahuan
              tertanggal 17 Desember, yaitu adanya disharmonisasi hubungan industrial di tubuh perusahaan
              minyak negara ini.




                                                           185
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191