Page 318 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 NOVEMBER 2020
P. 318

BURUH JATIM KECAM KHOFIFAH TAK AKOMODIR KENAIKAN UMK 2021

              Wakil  Ketua  DPW  Federasi  Serikat  Pekerja  Metal  Indonesia  (FSPMI)  Jawa  Timur,  Nuruddin
              Hidayat mengaku kecewa dengan keputusan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
              terkait kenaikan UMK 2021. Ia menilai Khofifah tak mengakomodir aspirasi buruh selama ini.

              "Buruh dan pekerja merasa kecewa dengan penetapan UMK tahun 2021. Gubernur sama sekali
              tidak mengakomodir aspirasi buruh," kata Nuruddin, Senin (23/11).

              Nuruddin mengatakan Khofifah tak memiliki ukuran yang jelas dalam menetapkan UMK 2021.
              Menurutnya, mantan menteri sosial itu terkesan asal-asalan memutuskan besaran upah untuk
              pekerja di wilayah Jatim.

              "Jika  karena  pandemi  Covid-19,  apakah  kenaikan  tertinggi  sebesar  Rp100.000  dapat
              meningkatkan kesejahteraan buruh dalam situasi pandemi seperti saat ini?" ujarnya.
              Lebih lanjut, Nuruddin mengaku memahami bahwa semua pihak terdampak pandemi Covid-19,
              baik pengusaha maupun pekerja. Menurutnya, pandemi telah membuat daya beli pengeluaran
              buruh semakin membengkak.

              Selain  itu,  kata  Nuruddin,  keputusan Khofifah  juga  tak  sesuai  rekomendasi  bupati/wali  kota,
              antara lain Bupati Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto, Malang, Wali Kota Surabaya, dan beberapa
              lainnya. Para kepala daerah itu mengusulkan kenaikan lebih besar dari yang ditetapkan Khofifah.

              "Gubernur Jawa Timur gagal mensejahterakan rakyat dengan membuat Keputusan Gubernur
              tentang UMK tahun 2021 secara asal-asalan layaknya 'main dadu'," katanya.

              Para buruh pun berencana kembali melakukan aksi demonstrasi sebagai bentuk kekecewaan
              terhadap  keputusan  Khofifah  tentang  UMK  tahun  2021.  Mereka  juga  mempertimbangkan
              melakukan gugatan hukum terhadap SK Gubernur Jatim tersebut.

              Sebelumnya,  Gubernur  Jawa  Timur  Khofifah  Indar  Parawansa  menerbitkan  Surat  Keputusan
              Upah Minimum Kota/Kabupaten 2021, dengan kenaikan upah mencapai Rp25.000 hingga Rp100
              ribu.

              Sebanyak 27 daerah mengalami kenaikan beragam, dari paling sedikit Rp25.000 hingga yang
              terbanyak Rp100 ribu. Sementara 11 daerah tercatat tidak mengalami kenaikan UMK pada 2021.
              "Semua aspirasi terkait UMK yang telah disampaikan sudah dicatat semua dan nanti akan di-
              exercise  oleh  Pak  Sekda  dan  Kadisnaker  Jatim  untuk  selanjutnya  difinalkan  oleh  dewan
              pengupahan Jatim," kata Khofifah, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (22/11) Lima daerah
              yang  naik  Rp100  ribu,  antara  lain  Kota  Surabaya,  Kabupaten  Gresik,  Kabupaten  Sidoarjo,
              Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Mojokerto. Surabaya masih mencatat UMK tertinggi, yakni
              Rp4.300.479. Pada 2020 lalu, nilainya hanya Rp4.200.479. Diikuti Gresik, yaitu Rp4.279.030 dari
              sebelumnya Rp4.179.030.

              Kemudian,  Sidoarjo  Rp4.293.581  dari  sebelumnya  Rp4.193.581.  Pasuruan  dari  Rp4.190.133
              menjadi Rp4.290.133, dan Mojokerto dari Rp4.179.787 menjadi Rp4.279.787.

              Sementara  itu,  daerah  dengan  UMK  terendah  yakni  Sampang  Rp1.913.321.  Angka  ini  tidak
              berubah dari tahun sebelumnya.
              (frd/fra) window.

              });.



                                                           317
   313   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323